
PANGKEP, Suara Jelata—Jauh, tinggi, dan lebih sulit dari yang terlihat, namun menjanjikan keindahan yang terhampar luas sejauh mata memandang.
Kata-kata ini sangat cocok untuk menggambarkan puncak Gunung Sorongan/Bulu Sorongan.
Daerah ini terletak di Desa Parenreng. Kecematan Segeri. Kabupaten Pangkep. Sulsel.
Bulu Sorongan merupakan salah satu spot favorit para pendaki karena selain pemandangan eksotis, juga karena jalurnya yang terjal dan menantang adrenalin
Ada pepatah mengatakan jika bulsor telah kau daki maka gunung-gunung berikutnya akan terasa mudah. Nah betapa sangat disayangkan jika tak mencobanya.
Obyek wisata ini memiliki ketinggian 731 mdpl, sehingga untuk mencapai puncak membutuhkan waktu kurang lebih 3 jam-an dengan melewati 12 pos dan jarak antara pos ke pos tidak terlalu jauh.
Pos pertama merupakan rumah warga yang digunakan untuk menyimpan kendaraan.
Dari pos 1 kita langsung ke pos 5 jalurnya mulai terjal dan terbuka sehingga harus lebih berhati-hati.
Tiba di pos 9 kita mendapati air terjun, nah pos ini menjadi tempat istirahat sambil menikmati suasana, juga sekaligus mengambil air untuk persediaan.
Setelah melewati beberapa pos akhirnya tibalah di pos 10.
Pos ini disebut Bukit Teletubbies karena berdaratan datar yang terhampar rerumputan hijau bak lapangan golf, di sinilah tempat camp para pendaki.
Selain tempat untuk mendirikan tenda, juga terdapat posko milik dinas kehutanan, dari sini kita dapat melihat puncak Sorongan.
Puncak Banjiran dan puncak Lantiangoro. Dari pos 10 untuk mencapai puncak membutuhkan waktu kurang lebih 40 menit.
Dalam pendakian kita juga menemukan pembuat gula merah.
Setelah menapakkan kaki di puncak semua rasa lelah terbayarkan oleh pemandangan yang begitu eksotis yang memanjakan mata.
Hamparan hijau deretan pegunungan, perbukitan dan sawah yang tertatah rapi serta udara sejuk dan kabut yang menyelimuti bulsor mampu menentramkan hati dan fikiran.
Lelah yang dirasa dan setiap tetes keringat yang jatuh saat bertualang akan dibayar oleh alam dengan memperlihatkan keindahannya.
Karena pada dasarnya semua perlu perjuangan, termasuk perjuangan untuk melihat betapa indahnya bumi dan bercengkrama dengan alam merupakan bentuk bersyukurnya kita atas ciptaan Sang penguasa.
Redaksi