
MAROS, Suara Jelata— Mahasiswa Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI) Institut Agama Islam Muhammadiyah (IAIM) Sinjai hari ini tiba di SMPN 2 Unggulan Maros.
Pihak sekolah pun menyambut dengan ramah rombongan yang tiba pada pukul 08:00 WITA tersebut. Jumat, (03/05/2019).
Tiga orang guru yang salah satunya adalah wakil kepala sekolah, menggiring mahasiswa ke ruang pertemuan.
Salah satu guru PAI asal Malini, Sudirman mengatakan jika di Sekolah tersebut sudah dengan jumlah siswa sebanyak 962 telah menerapkan full day school (Senin-Jumat)
“Dimana kegiatan baca Qur’an di lapangan, shalat dhuha bagi yang terlambat, juga dengan ekstrakulikuler diantaranya tilawatil Qur’an, dakwah, kaligrafi, nasyid dan kelas pesantren sudah memasuki 3 tahun pelaksanaan,” katanya.
Dr. Syukri selaku penanggung jawab dalam mata kuliah Kapita Selekta Pendidikan Islam, sangat mengharapkan setelah kegiatan ini pengetahuan mahasiswa dapat bertambah.
“Untuk melihat langsung konsep teori yang dibawa dalam bentuk praktikum (istilahnya praktik lapang). Dengan harapan setelah melakukan kegiatan ini pengetahuan dapat bertambah, sehingga menjadi pengetahuan yang komperhensif sehingga kita mampu menjadi mahasiswa yang kritik,” tuturnya saat memberikan pengantar di Ruang Pertemuan. Jumat, (03/05/2019).
Selain itu, di SMPN 2 Unggulan Maros ini menerapkan sistem managemen ISO yaitu apa yang dilakukan dicatat dan apa yang dicatat itu yang dilakukan. Hal ini guna menumbuhkan karakter siswa.
“Bagaimana siswa dibangun karakternya dengan paradigma pembentukan karakter, dimana syarat penentuan kenaikan kelas bukan sains dan tematik tetapi karakter. Yang tidak naik kelas memang sudah terdeteksi sebelum ujian semester,” ungkap Haris, Wakil kepala sekolah SMPN 2 Unggulan Maros.
Selain itu, kata Dr. jabaruddin, SMPN 2 Unggulan Maros dengan jarak 2 km dari kota, berdiri sejak tahun 1980, dalam perjalannya ada satu hal yang unik yaitu memiliki kepala sekolah dengan tingkat komitmen disiplin yang tinggi.
“Tahun 2003 mulai merubah sistem bahwa sistem managemen sekarang berbasis kinerja bukan like and dislike. Maka ditetapkan MBS sehingga SMPN 2 Maros mulai terbuka. Akhirnya sekolah ini pada tahun 2005 menjadi sekolah berstandar nasional, kemudian selanjutnya menjadi rintisan berstandar Internasional,” jelasnya.
Yusniar (Peserta Sekolah Jurnalis II)/Fatahillah