BONE, Suara Jelata—Program kreativitas mahasiswa (PKM) merupakan suatu wadah yang dibentuk oleh Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia (Kemenristek Dikti).
Ini dalam memfasilitasi potensi yang dimiliki mahasiswa Indonesia untuk mengkaji, mengembangkan, dan menerapkan ilmu dan teknologi yang telah dipelajari diperkuliahan.
Pada awalnya, PKM memiliki 5 sub program yaitu PKM Penelitian, PKM penerapan teknologi, PKM kewirausahaan, PKM pengabdian kepada masyarakat, dan PKM penelitian artikel ilmiah.
Pada tahun 2018, proposal yang lolos sebanyak 2 PKM PSH, hal tersebut dijadikan motivasi agar mahasiswa mampu bergelut di bidang PKM.
Pada tahun 2019, mahasiswa STKIP Muhammadiyah Bone kembali mengusulkan judul proposal sebanyak 20 judul ke Kemenristekdikti dan hanya 6 judul proposal yang lolos.
Terdiri dari 4 proposal PKM PSH (Penelitian) dan 2 propsal PKM M (Pengabdian kepada masyarakat).
Pencapaian ke-6 proposal penelitian mahasiswa yang lolos membawa nama baik bagi institusi STKIP Muhammadiyah Bone menjadi top 20 Perguruan Tinggi di dalam naungan Muhammadiyah se-Indonesia dan satu-satunya Perguruan Tinggi swasta se-LLDIKTI-IX non universitas terbanyak yang lolos PKM 5 Bidang Perguruan Tinggi Muhammadiyah se-Sulawesi Selatan.
Salah satu PKM Penelitian yang lolos di Kemenristekdikti dengan judul yaitu “Membangun kemampuan elaborasi siswa melalui modifikasi model pembelajaran artis monic”.
Penelitian dilaksanakan di Ma An-Nur Nusa kelas X IPS pada mata pelajaram ekonomi dan sebagai anggota terdiri dari 2 orang, yaitu Magfirah jurusan matematika angkatan 2017 serta Sitti Nurjannah jurusan teknologi pendidikan angkatan 2018.
Rusmah, salah satu ketua peneliti dalam PKM penelitian merasa bangga penelitiannya bisa lolos di Kemenristekdikti dan didanai.
“Hal tersebut tidaklah mudah, butuh tenaga dan manajemen waktu, apalagi ibu selama 2 tahun rutin check up ke Rumah Sakit akibat sakit ginjal dan depresi,” ungkapnya.
Hal tersebut membuat Rusmah disiplin dengan waktu yang terbatas dan akhirnya bisa lolos ke ajang bergengsi ini.
“Lolos dalam mengajukan judul PKM bergantung dari niat, motivasi dari orang tua dosen dan teman-teman serta jangan berleha-leha, karena PKM adalah ajang untuk berlomba di tingkat nasional,” jelasnya.
Sebenarnya kata Rusmah, pada tahun 2018 dirinya pernah mengajukan judul proposal PKM Pengabdian kepada masyarakat, tapi belum beruntung, dan pada tahun 201 kembali mengajukan judul proposal PKM dan akhirnya bisa lolos.
“Lahirnya sebuah ide itu tidak mudah didapatkan, harus melalui berbagai proses bimbingan atau revisi serta arahan selama 4 bulan dari A.M.Irfan Taufan Asfar, dan A. M. Iqbal Akbar Asfar yang telah memiliki banyak penelitian yang telah diseminarkan dan memiliki jurnal nasional maupun internaisonal,” ungkapnya.
Selanjutnya, ia juga berterima kasih kepada Gunawan selaku dosen pembimbing yang mengawal proposal mahasiswa.
“Semoga dengan pengawalan dan pembimbingan yang terus dilakukan kepada mahasiswa yang lolos PKM mampu membawa mereka sampai PIMNAS.” harapnya.
Editor: Aisyah