BeritaNewssinjaiSinjai Barat

LSM Lacak Geram, Warga Terasa Sinjai Barat Dibebani Pembangunan Jalan

×

LSM Lacak Geram, Warga Terasa Sinjai Barat Dibebani Pembangunan Jalan

Sebarkan artikel ini
Tim LSM LACAK RI bersama warga desa Terasa, Sinjai.

SINJAI, Suara Jelata — Sungguh ironi Warga di Dusun Laha-laha, Desa Terasa, Kecamatan Sinjai Barat, Kabupaten Sinjai dibebankan dalam pembangunan jalan. Sabtu, (10/8/2019).

Hal ini dikemukakan oleh Sekertaris LSM LACAK RI, Rusdi jika dia bersama timnya telah melakukan investigasi dan berhasil mewawancarai sejumlah warga di Desa Terasa.

Scroll untuk lanjut membaca
Scroll untuk lanjut membaca

“Ada beberapa warga yang mengeluh salah satunya Senneng (56) terkait adanya pembayaran beban pembangunan Jalan ini,” kata Rusdi.

Rusdi melajutkan, bahwa warga setempat mengeluh karena membayar Rp.50.000/KK untuk pembangunan jalan pada tahun 2018 lalu.

“Alasan Aparat Pemerintah setempat bahwa anggaran tidak mencukupi untuk bahan bakar alat berat,” tutur Rusdi.

Rusdi menambahkan, bahwa ada jalan alternatif yang lebih dibutuhkan warga karena mempengaruhi harga jual beli dan menghambat hasil panen warga setempat.

“Itu disebabkan oleh alternatif yang tidak layak digunakan,” bebernya.

Sementara itu, ada beberapa meter jalan di Dusun Laha-laha telah dikerjakan menggunakan alat berat melalui Anggaran Dana Desa (ADDes).

Adapun harapan warga kata Rusdi, agar pihak yang terkait memperbaiki secara keseluruhan.

“Karena sudah lama warga menunggu pengaspalan jalan, baik itu yang harus dikerjakan oleh Dinas PUPR Sinjai yang katanya jalan Kabupaten dibiarkan menjadi lorong, maupun yang harus harus dikerjakan oleh Pemerintah Desa Terasa,” ujarnya.

Selain itu, saat dikonfirmasi Kepala Desa Terasa, Nasse mengatakan, bahwa memang pada tahun 2018 di Dusun Laha-laha, Desa Terasa pernah ada pelebaran.

“Pelebaran itu menggunakan ADDes, cuman saya lupa berapa jumlah anggarannya karena ada beberapa paket itu kemarin yang bersamaan,” katanya.

Lebih lanjut, bahwa partisipasi pembayaran masyarakat untuk pelebaran jalan itu tidak ada hubungannya dengan Anggaran Desa.

“Bukan tidak cukup anggaran tapi memang bukan di situ sasarannya karena itu jalan Kabupaten, tapi kabetulan itu waktu ada alat berat jadi warga berinisiatif kumpul-kumpul uang untuk beli bahan bakar untuk perluas jalan poros yang masih sempit,” kuncinya.