GOWA, Suara Jelata—Founder Taman Baca Nurul Jihad Parang Bebbu, Akbar mengatakan, bahwa pendidikan adalah proses mendewasakan manusia dan mengandung falsafah pembalikan, yakni dari yang tidak diketahui menjadi tahu.
Menurutnya, pendidikan tak hanya pula terkungkung dalam ruang kecil yang membosankan, tetapi alam bebas yang lepas.
Berangkat dari situ, Taman Baca Nurul Jihad Parang Bebbu, Desa Tabbinjai, Kecamatan Tombolopao, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, menjadikan alam sebagai kelas, sekaligus salah satu program.
“Mencapai hasil maksimal lewat belajar tak melulu harus terpaku dalam bentuk materi di ruang kelas. Alam semesta adalah sebuah ruang kelas raksasa. Menyatu dengan alam juga menjadi konsep pembelajaran yang memperluas wawasan bagi anak,” kata Akbar, pada Kamis, (14/11).
Lanjut, ide Akbar ini untuk membawa adik-adik ke sawah, bertujuan agar dapat merangsang kreatifitas anak dalam menuliskan semua hal, tentang apa-apa saja yang dilihatnya di sawah.
“Setiap anak memiliki sudut pandang dan keragaman kreatifitas yang perlu mereka asah. Jika mereka berada melulu di kelas makan akan bosan. Tetapi di alam lepas, mereka dapat secara leluasa mengembangkan sisi kreatif mereka dalam memecahkan tugas dan masalah,” pungkasnya.
Hasilnya pun beragam, ada yang menuliskan tentang keindahan sawah, dan hal-hal lainnya.
“Ada pula yang menceritakan kepada teman-temannya yang lain tentang seorang petani sebagai bentuk pemahaman yang mereka tangkap dari bentangan pemandangan sawah di depannya,” kunci Akbar.