SINJAI, Suara Jelata–Ditemukannya kualitas beras Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) yang dibagikan dalam kondisi yang tidak layak komsumsi kepada Warganya, dibenarkan Kades Kanrung, Kecamatan Sinjai Tengah. Sabtu, (6/6/2020).
Saat dikonfirmasi, Kades Kanrung, Buhari mengatakan Warganya mengeluhkan kondisi beras yang sudah berbau dan rusak.
“Kemarin warga mengeluh kepada saya, makanya saya datang melihat langsung ke penyalur, Warga mengeluh, karena beras berbau dan berwarna kuning,” katanya.
Selain itu kata Buhari, ada selisih nilai jika mengacu pada harga pasar, paket sembako yang diterima warganya memiliki banyak selisih harga.
Baca:https://suarajelata.com/2020/06/05/waduh-beras-bantuan-bpnt-di-sinjai-tidak-layak-komsumsi/
“Makanya tadi lempar ke teman-teman, apa tindakan yang diambil ini, karena kita tidak tau persoalan kenapa begini sembako yang diberikan kepada Warga kami,” terangnya.
Sebelumnya, Masyarakat Desa Kanrung, Kecamatan Sinjai Tengah, Kabupaten Sinjai, keluhkan kualitas Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) yang dibagikan pemerintah.
Menurut mereka, kualitas beras yang tidak layak konsumsi karena berbau, dan sudah berwarna ditambah lagi dengan salah satu isi peket sembako tersebut yakni telur yang dinilai harganya tidak sesuai dengan harga pasar.
Salah satu Warga penerima di Desa Kanrung, Sinjai Tengah BH, mengaku kondisi berasnya sudah tidak layak komsumsi, dikarenakan berbau dan seperti beras yang sudah dicampur.
Ia menyebutkan bahwa bantuan berupa telur yang diterima dianggap tidak sesuai dan terlalu mahal.
“Telurnya ini terlalu mahal, karena 1 rak itu dijual harga 60 ribu, sementara di pasaran itu harga telur 1 rak itu hanya 35 ribu,” katanya meminta namanya tidak dimediakan, Jumat (5/6/2020).
Tak hanya telur, KPM juga mempertanyakan kondisi beras yang diterima tidak layak dikonsumsi. Beras kepada sejumlah warga, memiliki kualitas yang buruk karena beras tersebut bau dan berkutu.
Zhar