GOWA, Suara Jelata–Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Organisasi Pergerakan Mahasiswa (OPM) menggelar aksi unjuk rasa di dua titik yaitu Polres Gowa dan Kantor Bupati Gowa. Kamis (10/12/20).
Informasi yang diterima, aksi unjuk rasa yang terdiri dari puluhan mahasiswa menuntut pihak berwajib untuk segera mencopot seluruh pihak terkait dengan pengusaha tambang ilegal dan menutup tambang tersebut.
Jendral lapangan (Jendlap), Saharuddin menuturkan ada kongkalikong antara pengusaha tambang dan pihak pemangku jabatan baik dari istansi kepolisian maupun pemerintah setempat.
“Kami sudah mendapatkan banyak temuan, sudah seharusnya Bupati dan Polres Gowa melakukan tindakan, ketika apa yang menjadi tuntutan kami tidak dipenuhi maka kami akan gelar aksi besar-besaran di Polda Sulawesi Selatan pekan depan,” tuturnya.
Selain itu jendral Ketua OPM UNM Ilham juga menegaskan, OPM tidak pernah main-main dalam melakukan gerakan dan akan mengusut sampai tuntas.
“Pihak polres dan Bupati Gowa segera mungkin copot camat dan Polsek yang terlibat karena dia sudah jelas melakukan pembiaran terhadap tambang yang beroperasi secara ilegal,” ujarnya dalam orasi.
Diketahui salah satu tuntutan DPP OPM yaitu, mendesak kapolda Sulsel menutup semua tambang ilegal di Kabupaten Gowa dan tangkap oknum-oknum yang terlibat didalamnya.
Selain itu peserta aksi, mendesak Kapolres Gowa mencopot Kapolsek Bontonompo, Bajeng, Parangloe, Biringbulu, Bontomarannu, Palangga yang diduga melakukan pembiaran terhadap maraknya tambang galian C di wilayah masing-masing.
Fatahillah