SLEMAN, Suara Jelata— Masing-masing pemerinta daerah memiliki gerakan untuk mencegah penyebaran Covid-19. Inisiasi muncul karena lonjakan Covid-19 dan melonjaknya angka kematian akibat paparan virus Corona tersebut di beberapa daerah di Tanah Air.
Seperti halnya inisiasi Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo. Ia mengajak masyarakat di daerahnya untuk memutus rantai penyebaran Covid-19 melalui gerakan ‘Sesarengan Jogo Sleman’. Gerakan ini tertuang melalui Surat Edaran Nomor 443/01745 perihal ajakan ‘Di Rumah Saja’.
Menurt Kustini, gerakan ini untuk mengedukasi masyarakat khususnya di Sleman agar menahan diri dan di rumah saja dalam waktu tujuh hari kedepan terhitung dari tanggal dikeluarkannya Surat Edaran tersebut, Senin (28/06/2021).
“Gerakan ini perlu dilakukan karena lonjakan kasus yang signifikan di Kabupaten Sleman dalam beberapa waktu terakhir ini,” ujarnya saat melakukan jumpa pers secara virtual pada Rabu (30/06/2021).
Melalui gerakan ini Bupati Sleman mengimbau masyarakat untuk berusaha semaksimal mungkin berada di rumah saja. Kecuali untuk kepentingan pekerjaan dan pemenuhan kebutuhan mendesak seperti pangan dan kesehatan.
Jika terpaksa harus keluar rumah, Kustini mengimbau masyarakat untuk disiplin menerapkan protokol kesehatan. Masyarakat juga diimbau untuk tidak melaksanakan rapat secara tatap muka, membatasi kegiatan berkumpul seperti makan bersama dan mewaspadai celah penularan Covid-19, antara lain saat harus membuka masker.
Kustini menandaskan pandemi Covid-19 menjadi masalah bersama yang harus diselesaikan bersama-sama pula.
“Gerakan ‘Sesarengan Jogo Sleman’ sebagai perwujudan sikap welas asih untuk bersama sama menjaga Sleman dengan memutus mata rantai penyebaran Covid-19,” tambahnya.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman, Joko Hastaryo menjelaskan bahwa penambahan kasus Covid 19 hingga tanggal 29 Juni tahun 2021 di Kabupaten Sleman mencapai 6.254 kasus. Hingga Selasa (29/06/2021), 1.075 pasien dirawat di rumah sakit, padahal jumlah tempat tidur yang tersedia sekitar 700an set.
“Sehingga sisanya di luar rumah sakit Sleman. Namun beberapa rumah sakit terus mengupayakan penambahan kapasitas khususnya untuk isolasi dan ICU,” kata Joko.
Joko menambahkan untuk penanganan Covid-19 ini, pasien dengan kondisi sedang atau berat agar dirawat di rumah sakit rujukan antara, dan untuk yang kritikal bisa di RSUP Sardjito. Sedangkan untuk gejala ringan agar tetap di shelter termasuk shelter kalurahan.
“Mari kita dukung gerakan ‘Sesarengan Jogo Sleman’ ini untuk membantu pemerintah memutus dan menekan penyebaran kasus Covid-19,” pungkas Joko.