DAERAHNews

Asrama Haji Donohudan Boyolali Dialihfungsikan Menjadi RSDC

×

Asrama Haji Donohudan Boyolali Dialihfungsikan Menjadi RSDC

Sebarkan artikel ini

BOYOLALI, Suara Jelata— Asrama Haji Donohudan (AHD) di Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah dikunjungi Panglima TNI, Marsekal Hadi Tjahjanto dan Kapolri, Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo.

Dalam kunjungan tersebut, Panglima TNI dan Kapolri memantau langsung vaksinasi massal yang digelar dan terlibat dialog dengan pasien orang tanpa gejala (OTG) yang menjalani isolasi mandiri. Sabtu, (17/07/2021).

Scroll untuk lanjut membaca
Scroll untuk lanjut membaca

Kapolres Boyolali, AKBP Morry Ermond yang juga hadir dalam kesempatan tersebut menjelaskan, bahwa kunjungan tersebut merupakan rangkaian kegiatan pengecekan terkait dengan kesiapan wilayah, khususnya Jawa Tengah dan Yogyakarta.

“Yang pertama kesiapan untuk rencana pembentukan Rumah Sakit Darurat Covid-19 dan yang kedua mengecek terkait dengan pendistribusian obat-obatan yang dikendalikan TNI” terang Morry.

Morry mengatakan, jajaran Polres Boyolali dan Kodim 0724/Boyolali setuju dengan pembentukan Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC) di AHD. Selanjutnya, pihaknya berharap jika nanti RSDC ini diperuntukkan bagi pasien dengan gejala sedang-berat agar tidak membebani rumah sakit di wilayah Solo Raya.

“Untuk rumah sakit darurat pembangunan infrastrukturnya belum, tapi survei sudah dilaksanakan, maksimal tiga minggu harus sudah jadi” ujar Morry.

Komandan Detasemen Kesehatan Wilayah Surakarta, Letkol CKM dr. Ujang Setiawan, Sp.B menambahkan, pihak Kementerian PUPR dan Dirjen Pelayanan Kesehatan Kemenkes sudah melakukan survei di AHD.

Adapun fasilitas RSDC yang disiapkan antara lain ruang perawatan sebanyak 400 tempat tidur untuk pasien gejala sedang dan berat, juga ada ruang High Care Unit (HCU) kapasitas 20 tempat tidur. Pihaknya juga mengusulkan penambahan ruang ICU khusus pasien Covid-19 dan laboratorium PCR.

“Keberadaan lab PCR baik statis maupun mobile sangat penting” ungkap Ujang.

Pasalnya, selama ini untuk mendiagnosa pasien, pihaknya harus menunggu cukup lama, minimal tiga hingga lima hari hasilnya baru keluar. Namun jika punya lab PCR sendiri, maka diagnosa hanya butuh waktu empat jam saja.

“Kami berharap, RSDC ini nantinya menjadi RSDC paripurna. Pasien datang disini dirawat dan dilayani sampai sembuh” kata Ujang.

Terkait SDM RSDC, dia mengaku merupakan gabungan dari sejumlah lembaga.

“Untuk pengadaan SDM merupakan gabungan, baik dari TNI/Polri, Pemprov Jateng dan Kemenkes serta para relawan” pungkasnya.