MAGELANG, Suara Jelata— Pandemi Covid-19 yang sudah berjalan 1,5 tahun ini memunculkan kegelisahan berbagai kalangan, termasuk para seniman Magelang.
Salah satunya adalah Tantto Valeria. Namun, kegelisahan itu tidak dilarutkan dalam kesedihan dan keterpurukan, sebaliknya diwujudkan dalam sebuah karya menarik dan artistik.
Bertempat di Valeria Art Studio, Dusun Garonan, Desa Banyubiru, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Tantto menggelar seni kejadian atau happening art. Pertunjukan tersebut mengusung tema “Prokes dan Pandemi Tak Berujung”. Rabu, (21/07/2021).
“Secara teknis happening art ini berupa perpaduan antara seni lukis dan pertunjukan. Sebuah karya yang merespons situasi kiwari imbas pandemi Covid-19” ucap Tantto. Kamis, (22/07/2021).
Dalam pertunjukan itu, Tantto ditemani Sujono Keron, seorang seniman Magelang pula. Dia juga sebagai Pimpinan Sanggar Saujana turut berperan dalam seni pertunjukan.
Pertunjukan digelar diawali dengan sapuan-sapuan kuas Tantto, pada sebidang kanvas. Sementara Sujono berinteraksi melalui pertunjukan, dengan mengenakan sejumlah masker pada wajahnya, sambil menembangkan kidung “Rumeksa ing Wengi” (terpelihara di malam hari), gubahan Sunan Kalijaga, yaitu kidung untuk “tolak bala” (menolak wabah penyakit).
Lukisan yang dibuat properti pertunjukan tersebut berjudul “Kapan Berakhir” (2021). Dalam lukisannya, Tantto menampilkan figur-figur gaib khas Indonesia, seperti pocong, buta ijo, kuntilanak, genderuwo, dan tuyul.
Tergambar pula Gunung Merapi yang meletus di belakang mereka, sekumpulan makam, dan bentuk-bentuk virus SARS-Cov-2 alias Covid-19.
Lukisan yang telah jadi itu, kemudian dibawa Tantto dan Sujono ke sudut kolam ikan. Mereka berdua kemudian menceburkan diri dan melempar-lempari lukisan dengan lumpur yang diambil langsung dari dasar kolam.
Lukisan pun menjadi hitam legam karena tertutup lumpur, sebelum akhirnya dibasuh air agar terlihat kembali.
Tantto menuturkan, karyanya adalah bentuk empati dan simpati atas situasi imbas pagebluk Corona. Seniman ini mengibaratkan Corona seperti makhluk gaib, tidak kasat mata, tetapi nyata dan ada.
“Saya ibaratkan Covid-19 itu tidak tampak dilihat secara kasat mata dan saya gambarkan beberapa makhluk gaib, ibaratnya sama-sama tidak bisa melihat. Maka dari itu kita harus waspada” terang Tantto.
Sedangkan aksi melempar lumpur tadi, menurut seniman bernama asli Tri Hartanto ini ialah kiasan tentang pengusiran pagebluk dari dunia. Penyipratan air pada lukisan juga merupakan simbol tentang pandemi yang segera berakhir.
“Pertunjukan diakhiri dengan membersihkan lukisan dengan air, dengan harapan pandemi ini segera berakhir” kuncinya.