PALU, Suara Jelata— Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM)/Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) se-Sulawesi, Regional Sulawesi Tengah, melaksanakan diskusi interaktif dengan tema “PPKM, Salah Siapa?” Sabtu, (24/07/2021) malam.
Kordinator wilayah regional Sulteng, Syahrul Soulisa, mengungkapkan bahwa pemilihan tema ini dilatar belakangi realita di lapangan terkait dampak dari Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
“Kenapa diangkat tema itu, karena melihat yang terjadi di lapangan hingga hari ini, akibat aturan PPKM, perekonomian masyarakat tidak stabil, hingga terbatasnya ruang gerak dan tidak memaksimalkan kerja” terang Syahrul, yang juga sebagai Keynote Speaker dalam kesempatan tersebut.
Sementara itu, Aldi Ibura, selaku pemateri dan Kordinator Pusat BEM/DEMA Sulawesi, mengkaji dan menganalisis bersama stekholder di daerah, bahwa aturan pemerintah yang dikeluarkan masih “Prematur”, artinya tidak maksimal dalam mengatasi pandemi Covid-19.
“Pemberlakuan PPKM, hingga hari ini belum maksimal terkait pengurangan pasien yang positif Covid-19” ungkapnya.
Mantan Presma Universitas Gorontalo ini juga menghimbau terkait perlunya persatuan di tubuh gerakan mahasiswa untuk merespon dan mampu memberikan solusi konkrit terhadap permasalahan-permasalahan yang dihadapi saat ini, khususnya terkait pandemi Covid 19.
“Tentu mahasiswa dan masyarakat, serta yang lebih utama dari pemerintah, harus memaksimalkan peran masing-masing, agar aturan yang dikeluarkan pemerintah tidak tumpang tindih dan berakhir dengan kekeliruan di tengah masyarakat dan penegak hukum” pungkasnya.
Ia menegaskan, agar pemerintah harus mempunyai target sampai kapan penanganan Covid-19 ini berakhir dan jangan sampai meleset dari target. Sehingga tidak muncul aturan-aturan baru lagi yang sejenis dengan PSBB maupun PPKM di negara ini.
“Pada akhirnya, persoalan kepentingan masyarakat kita mesti satu suara walaupun kita berbeda pandangan terkait kebijakan-kebijakan yang diberikan oleh pemerintah. Kita tetap bersatu atas apa yang ditugaskan kepada pundak mahasiswa selaku Agent of Change, Agent of Sosial Control dan Agent of knowledge” kuncinya.
Diketahui, diskusi ini berlangsung via google meet selama kurang lebih dua jam yang dimulai pada pukul 20.00 WITA dan dipandu langsung oleh Menteri Pendidikan & Riset Dema IAIN Palu, Muh. Fajri Adriansyah.