KLATEN, Suara Jelata— Sri Susilawati (50) perempuan asal Desa Panggang, Kemalang, Klaten, Jawa Tengah sangat kreatif. Pasalnya, minyak jelantah (Mijel) yang merupakan minyak sisa penggorengan dia olah menjadi barang bermanfaat yang ekonomis.
Mijel yang bila dibuang dapat mencemari lingkungan ini menurut Susi, dapat dimanfaatkan dengan diolah secara benar menjadi sabun cuci. Pembuatannya pun terbilang mudah dan bisa dilakukan siapa saja.
Sosok yang dikenal dengan Susi Hidroponik, dan kini aktif sebagai Ketua Srikandi Sungai itu terinspirasi dari banyaknya sampah yang banyak dibuang masyarakat. Padahal kalau pintar penanganannya bisa menjadi produk yang bernilai ekonomis dan bermanfaat.
“Untuk diketahui, kalau 1 liter minyak jelantah atau mijel itu dibuang ke sungai, dampaknya bisa mencemari 1.000 liter air bersih. Padahal dalam rumah tangga itu rata-rata hasil penelitian menunjukkan satu orang anggota keluarga menghasilkan 1 kilogram sampah, maka sampah itu harus bisa dipilah untuk diolah” kata Susi.
Hal itu diungkapkan saat Susi didaulat mengisi acara Rapat Koordinasi Pengurus Darma Wanita Klaten. Acara digelar secara webinar di ruang Dinas Kominfo Klaten dan diikuti 172 partisipan itu. Jumat, (06/08/2021).
Susi yang lulusan Fakultas Kehutanan UGM itu menerangkan kalau membuat sabun cuci dari mijel itu perlu sedikit hati-hati, karena menggunakan soda api. Jadi prosesnya jangan terbalik saat memasukkannya ke air.
“Untuk membuat sabun cuci dari mijel itu pakai bahan kimia yang namanya soda api. Bahan pokoknya ya mijel, air dan soda api dengan perbandingan 4:2:1. Sabun ini hanya untuk membersihkan perkakas dan penempatannya harus dijauhkan dari anak-anak, nadi tidak untuk sabun mandi” tandasnya.