SINJAI, Suara Jelata— Kabar gembira bagi ahli waris tiga nelayan asal Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan yang mengalami kecelakaan laut di Perairan Nusa Tenggara Timur (NTT). Senin, (9/8/2021).
Dalam waktu dekat ini santunan Jaminan Kematian (JKM) dari BPJS Ketenagakerjaan akan segera cair.
Hal ini dikatakan Kepala BPJS Ketenagakerjaan Kabupaten Sinjai, Gazali, jika saat ini berkas yang menjadi kendala sudah ada.
“Basarnas kupang sudah keluarkan surat keterangan hilang, hal itu yang selama ini menjadi kendala sehingga kita belum cairkan,” katanya.
BPJS Ketenagakerjaan memang memberikan waktu kepada Basarnas untuk mencari, jika tidak ditemukan maka dikeluarkanlah surat keterangan hilang dari Basarnas.
“Ini menjadi dasar untuk pencairan program Jaminan kecelakaan kerja (JKK) sudah berlaku karena sudah menjadi dasar kita untuk membayar mamfaat program ini,” terangnya.
Saat ini pihaknya sudah koordinasi dengan pemerintah desa untuk kumpulkan berkas seperti Surat keterangan hilang dari Basarnas asli, surat keterangan ahli waris dan akta kependudukan.
“Kalau berkas sudah lengkap maka proses pencairan paling lama dua minggu, namun biasanya kita cepat pembayarannya kepada ahli waris,” bebernya.
Besarannya kata Gazali dirincikan uang duka 60 juta perorang dan beasiswa diberikan kepada anak-anaknya korban biaya pendidikan sampai selesai kuliah hingga besarannya 180 juta perorang.
“Untuk ahli waris kita minta bersabar, karena idak lama lagi kita akan cairkan jika berkasnya sudah lengkap,” pungkasnya.
Seperti diketahui, tiga nelayan asal Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan mengalami kecelakaan laut di Perairan Nusa Tenggara Timur (NTT) pada 5 April 2021 lalu.
Kapal mereka tenggelam setelah dihantam gelombang tinggi tujuh meter atau badai siklus seroja.
Ketiga Anak Buah Kapal (ABK) KM Brasil 77 asal Desa Tongke-tongke, Kecamatan Sinjai Timur itu adalah Amiruddin, Saiful, dan Abd. Majid.
Saat kapal mereka tenggelam, ketiga ABK ini hilang dalam peristiwa itu.
Kendati sejumlah warga dan pemerintah setempat maupun nelayan, termasuk Kepala Desa Tongke-tongke Sirajuddin ikut berlayar ke lokasi kejadian.
Namun hingga menjelang pulang, ketiga nelayan asal Tongke-tongke itu tak ditemukan mayatnya.