SINJAI, Suara Jelata— Ikatan Guru Sukarela (IGS) melakukan pertemuan, dalam rangka mendukung kebijakan Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Kabupaten Sinjai.
Untuk meningkatkan insentif tenaga guru sukarela dan tenaga kependidikan melalui dana BOS.
Pertemuan tersebut, dirangkum dalam kegiatan pernyataan dukungan, terhadap kebijakan Kepala Dinas Pendidikan tentang penghapusan insentif APBD IGS Sinjai, di salah satu Warkop di Sinjai Utara.
Ketua IGS Sinjai, Abdul Hamid mengatakan, berdasarkan peraturan Menteri dalam juknis penggunaan dana BOS, manajemen sekolah dapat meningkatkan insentif guru sukarela.
Namun lanjutnya, berkat dorongan kebijakan Kadisdik atas keberpihakannya terhadap guru sukarela.
Tidak tanggung-tanggung Kadisdik turun langsung ke sekolah-sekolah, untuk mengintrusikkan kepada setiap Kepala Sekolah, agar meningkatkan pendapatan guru sukarela melalui dana bos.
“Alhamdulillah mulai tahun 2020 peningkatan kelayakan insentif kami naik lima hingga delapan kali lipat,” ungkapnya.
Hamid menambahkan, IGS tidak menginginkan ada masalah dikemudian hari dengan adanya insentif double accounting dari pemerintah daerah.
Di mana kata Hamid, dalam peraturan Bupati tetang juknis penerimaan insentif yang sama, bermakna upah kerja dari dana bos.
Olehnya itu, pihak Disdik ke depan akan merevisi Peraturan Bupati agar tidak menjadi polemik hukum dikemudian hari.
“Kami yakin Disdik Kabupaten Sinjai, sebagai induk organisasi Pendidikan di Kabupaten sinjai sangat berpihak dan memperhatikan seluruh guru sukarela dan tenaga kependidikan sesuai realita yang ada selama ini,” ujarnya.
Bahhkan tambah Hamid, Disdik akan mencari terobosan kedepan dalam meningkatkan kesejahteraan para guru sukarela.
Kordinator IGS Kelurahan Balangnipa, Akbar mengatakan, juga turut mendukung penuh hasil keputusan Disdik terkait penghentian atau penghapusan dana insentif para tenaga sukarela.
“Demi menaikkan dana BOS di sekolah lingkup naungan Disdik Kabupaten Sinjai. Ini terbukti dengan naiknya dana insentif yang kami dapatkan melalui dana BOS, di sekolah kami,” jelasnya.
Terpisah menurut Sekretaris IGS, Asri Takdir, besaran insentif melalui dana BOS lebih besar dibandingkan APBD.
“Jadi Dana bos lebih bagus dibandingkan dengan besaran APBD.” tuturnya.
Dia kembali menambahkan, jumlah insentif IGS melalui dana bos, itu tergantung besaran dana bos masing-masing sekolah.
“Tentunya setiap sekolah, ketika mendapatkan dana bos juga harus mengalokasikan untuk intensif IGS, yang ada pada setiap satuan pendidikan di Sekolah,” sambungnya.
Dengan dihapusnya insentif dari APBD, pihak IGS tidak lantas patah semangat dan berpikir sesaat.
“Malahan kami berpikir jangka panjang, apalagi kami kenal bapak kepala dinas Pendidikan Sinjai sebagai pribadi yang cerdas dan humanis,” ucapnya.
Kendati demikian, pihaknya tetap memilih bertahan sebagai guru sukarela meski impian untuk menjadi PNS sangat sulit didapat.
“Tidak hanya tertuju menjadi PNS kami mengabdi untuk mencari pengalaman,” dalihnya.
Selain itu dia mengungkapkan, pihaknya juga termotivasi menjadi guru sukarela, lantaran panggilan nurani untuk mengamalkan ilmu pengatahuan yang diperoleh, sekaligus agar ilmu yang didapatkan tidak sia-sia dan perlahan hilang.
“Pada dasarnya kami berkomitmen untuk tidak menuntut gaji,” tuturnya.