BeritaNews

Dua Dosen IAIM Sinjai Ikuti Pelatihan Pendidikan Multikultural Kemenag RI

×

Dua Dosen IAIM Sinjai Ikuti Pelatihan Pendidikan Multikultural Kemenag RI

Sebarkan artikel ini
Foto: Kampus IAIM Sinjai (Fatahillah SJ)

SINJAI, Suara Jelata—Dua orang dosen Prodi Pendidikan Agama Islam (PAI) Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) Institut Agama Islam Muhammadiyah (IAIM) Sinjai diutus mengikuti Pelatihan Pendidikan Multikultural Pusdiklat Teknis Kemenag RI secara virtual. Rabu, (10/11).

Dua dosen itu adalah, R Nurhayati dan Hasmiati yang merupakan dosen tetap Prodi PAI. Rencananya bakal mengikuti kegiatan ini hingga tanggal 20 November 2021 mendatang bersama dengan utusan dari perguruan tinggi lainnya.

Scroll untuk lanjut membaca
Scroll untuk lanjut membaca

Kegiatan ini digagas oleh Kementrian Agama Republik Indonesia, Badan Penelitian dan Pengembangan serta Pendidikan dan Pelatihan, Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan Keagamaan Badan dan Diklat Kementrian Agama bekerjasama dengan Fakultas Ilmu Tarbiyah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Dari keterangan yang diberikan oleh R Nurhayati sebagai utusan IAIM Sinjai, menjelaskan bahwa akar dari multikulturalisme adalah kebudayaan, yaitu kebudayaan yang dilihat dari fungsinya sebagai pedoman bagi kehidupan manusia.

Foto: Pelatihan Pendidikan Multikultural Pusdiklat Teknis Kemenag RI secara virtual. Rabu, (10/11).

Dirinya menjelaskan dalam konteks pembangunan bangsa, istilah multikultural ini telah membentuk suatu ideologi yang disebut multikulturalisme.

“Multikulturalisme ini adalah berbagai pengalaman yang membentuk persepsi umum terhadap usia, gender, agama status sosial ekonomi, jenis identitas budaya, bahasa, ras, dan berkebutuhan khusus,” papar R. Nurhayati yang juga Sekretaris Prodi PAI.

Hal yang sama diutarakan Hasmiati, dirinya beranggapan dengan adanya pendidikan Multikultural dapat menanamkan rasa peduli terhadap sesama, yakni dapat menumbuhkan kesadaran akan pentingnya budaya apalagi Indonesia adalah negara yang kaya akan budaya.

“Indonesia terdiri 714 Suku dan ada 1.001 Bahasa daerah yang berbeda-beda maka dari itu dengan adanya Pendidikan Multikultural dapat memberikan pemahaman dan menanamkan rasa toleransi terhadap orang lain,” paparnya.

Dari keterangan yang diberikan kepada media, rencananya hasil dari pelatihan ini, kedua peserta utusan dari IAIM Sinjai bakal mencoba mengodok dan melahirkan sebuah mata kuliah mengenai pendidikan multicultural sebagai pemantapan hasil pelatihan.