News

Wabup Buka Seminar FEASIBILITY STUDY Pembangunan Kawasan Peternakan Terpadu

×

Wabup Buka Seminar FEASIBILITY STUDY Pembangunan Kawasan Peternakan Terpadu

Sebarkan artikel ini

SIMEULUE, Suara Jelata – Wakil Bupati Simeulue Hj. Afridawati di dampingi Sekretaris Daerah Ahmadlyah, SH., Kepala Dinas Peternakan Hasrat Abubakar, SP., kepala Bappeda Zulfadli Abidin, SE , Kepala Dinas Pertanahan Mukhsin, SH., Hadiri pembukaan seminar peternakan, Selasa (30/11/2021

Seminar Feasibility study pembangunan kawasan peternakan terpadu di wilayah Kabupaten Simeulue di hadiri langsung oleh Kepala Pusat Riset Sapi Aceh dan Ternak Lainn Prof. DR. Ir. Amhar Abubakar, M.S.I., IPU., A.Eng., serta Kepala Fakultas Ekonomi Unsyiah DR. Rustam Effendi, SE., M.Econ.

Scroll untuk lanjut membaca
Scroll untuk lanjut membaca

Kabupaten Simeulue merupakan kabupaten kepulauan penghasil ternak Kerbau terbesar di Aceh, selama ini sudah berperan dalam menyumbang pendapatan Asli Daerah (PAD), hal ini disampaikan oleh Kepala Kepala Dinas Peternakan Hasrat Abubakar, SP.

Lebih lanjut Hasrat mengatakan, selama ini kebutuhan daging daerah lain banyak dipenuhi oleh kabupaten Simeulue Adapun populasi ternak kerbau Simeulue Saat ini mencapai 21.844 dan ternak sapi 5986 ekor. Selain itu sebagian besar masyarakat Simeulue selama ini menggantungkan mata pencaharian dan biaya pendidikan anak mereka dengan usaha ternak kerbau, jadi’ bisa dikatakan hampir 80 persen bermata pencaharian sebagai petani Ternak Kerbau, lanjutnya.

Rumpun Kerbau Simeulue sebagai hewan endemik merupakan fauna nasional yang wajib dilindungi dan dilestarikan yang telah ditetapkan melalui surat keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor : 579/Kpts/SR. 120/4/2014 tanggal 30 April 2014 Tentang Penetapan Rumpun Kerbau Simeulue sebagai Plasma Nutfah Nasional.

Hal lain meningkatnya permintaan konsumen dari luar daerah terhadap ternak ruminansia besar (Sapi dan Kerbau) terutama kerbau Simeulue, berkurangnya padang Penggembalaan untuk keperluan Perkebunan, Pertanian dan Pemukiman Penduduk menyebabkan ke khawatiran terhadap perkembangan populasi yang dapat menyebabkan kepunahan.

Sepatah kata dari Kepala Pusat Riset Sapi Aceh dan Ternak Lain Prof. DR. Ir. Amhar Abubakar, M.S.I., IPU., A.Eng., mengatakan, ditinjau dari tata letak geografisnya, kabupaten Simeulue merupakan tanah emas bagi peningkatan ekonomi masyarakat, baik dari sisi pariwisata, pertanian maupun peternakan.

Melalui forum ini, kapus riset sapi Aceh itu mengajak, agar Simeulue mampu menjadi salah satu eksportir hasil alam, termasuk dari sisi peternakan, sehingga daerah akan mampu meningkatkan pendapatan asli daerah, ujarnya.

Sementara itu Wakil Bupati Simeulue Hj.Afridawati dalam arahannya menyatakan, Saat ini, sektor peternakan di Kabupaten Simeulue masih mengandalkan cara dan sistem tradisional, khususnya dalam mengelola ternak rumenansia besar, yaitu jenis kerbau Simeulue dan Sapi, yang telah menjadi sektor pendapatan dan lapangan pekerjaan hampir 60 sampai 80 persen penduduk Simeulue.

Populasi ternak Simeulue pada tahun 2018 mencapai 24 ribu ekor dan diharapkan akan terus berkembang dan menjadi salah satu komoditi yang potensial selain menjadi salah satu ikon Simeulue yang membanggakan.

Wabup menambahkan, dari data pemotongan dan pengeluaran ternak selama 5 tahun terakhir rata-rata berjumlah 2.406 ekor pertahun, data-data ini dan pengamatan langsung dilapangan, kami menyimpulkan apabila para peternak beralih atau berinovasi dengan teknologi dan pengetahuan yang lebih modern tentu hasil ternak akan dapat meningkat baik secara kualitas dan kuantitas, dan juga dapat menyerap tenaga kerja serta agrowisata dalam sektor peternakan.

Pada kesempatan ini kita juga akan melaksanakan Feasibility Study atau studi kelayakan oleh tim ahli, terhadap rencana pemerintah untuk pembangunan kawasan peternakan terpadu Alafan.

Hal ini salah satunya berdasarkan kekhasan ternak lokal Simeulue, yang banyak ditemui di Alafan, yaitu kerbau Simeulue, yang juga telah mendapatkan pengakuan dan hak paten melalui SK Menteri Pertanian R.I pada tahun 2015, serta komoditi ternak lainnya yang ada di Simeulue.

Wabup berharap, dengan pelaksanaan studi kelayakan ini nantinya Simeulue akan dapat lebih baik dan lebih maju dalam sektor peternakan dan sektor lainnya, pungkasnya.