KOTA MAGELANG JATENG, Suara Jelata – Kapolres Magelang Kota Polda Jawa Tengah AKBP Yolanda Evalyn Sebayang, S.I.K., M.M. menghadiri kegiatan Parade Seni dan Sarasehan Budaya Kota Magelang. Kegiatan digelar di Gedung Tri Bhakti, Jalan Jenderal Sudirman, Kecamatan Magelang Selatan, Kota Magelang, Selasa (31/05/2022).
Parade Seni dan Sarasehan Budaya Kota Magelang juga dihadiri Walikota Magelang dr. H. Muchamad Nur Aziz, Sp. PD, K-GH, FINASIM, Brigjend Pol Ahmad Nur Wahid (Direktur Pencegahan BNPT), Kabag Ops Polres Magelang Kota Kompol Sri Wigiyanti, dan Kasat Reskrim Polres Magelang Kota AKP M. Arifin, S.Sos,
Hadir pula Kapolsek Magelang Selatan, Kompol Sukirman, S.H., Kasat Intelkam Polres Magelang Kota, Iptu Abdillah Khoirul Muttaqin, S.H., M.M. Tampak pula beberapa tokoh masyarakat, di antaranya Dra. Windarti Agustina, Anis Sholeh Ba’asyin (Tokoh Budaya), Prof Dr. Syamsul Ma’arif M. Ag (Ketua FKPT Jawa Tengah), Gus Yusuf Chudlori, serta A. Rifai.
Kegiatan Parade Seni dan Sarasehan Budaya Kota Magelang diselenggarakan oleh Pelangi Cinta Nusantara Yogyakarta dan didukung oleh Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT). Tujuannya yaitu terwujudnya pemahaman bahwa segala bentuk perbedaan adalah karunia Tuhan. Terciptanya semangat toleransi dalam perbedaan, menolak segala bentuk yang mencederai nilai-nilai kebhinekaan dan toleransi.
Tamu undangan dan peserta disuguhi pertunjukan Parade Seni yaitu tari tradisional, persembahan lagu dan puisi dan pertunjukan barongsai.
Parade Seni dan Sarasehan Budaya diikuti kurang lebih 200 orang terdiri dari ulama, tokoh dari berbagai agama, tokoh budaya, masyarakat umum dari berbagai latar belakang agama, profesi dan lain-lain. Acara dibuka oleh Walikota Magelang dr. H. Muchamad Nur Aziz.
Kapolres Magelang Kota AKBP Yolanda Evalyn Sebayang, S.I.K., M.M. membacakan Deklarasi Damai Tahun 2022 dan ditirukan oleh perwakilan peserta Parade Seni dan Budaya.
Adapun isi deklarasi yaitu: a). Menjadi bangsa yang berasaskan Pancasila, dan hidup damai dalam Bhineka Tunggal Eka, demi kelangsungan hidup Indonesia; b). Menolak sikap inklusif dan intoleran, karena itu merupakan sikap Indonesia dan mengagungkan masa depan Indonesia;
Point’ berikutnya, c). Membangun sikap yang menghargai, percaya menolong, hidup, dalam kedamaian; d). Menghidupkan kembali seni dan budaya sebagai bangsa Indonesia, menegakkan sesuai dengan keadaan, yang setara bagi semua, tanpa diskriminasi; dan e). Menegakkan negosiasi dan damai dalam menyelesaikan permasalahan. (Iwan)
