MAGELANG JATENG, Suara Jelata – Perbukitan Menoreh memiliki pesona tersendiri bagi wisatawan, terutama di Desa Ngargoretno, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Selain karena pemandangan alam yang memesona juga karena terdapat gugusan batuan marmer yang menjadikan wilayah ini berbeda dengan daerah lain.
Selain dari pemandangan alam,ada lagi yang menarik, yaitu hasil alam dari Desa Ngargoretno sendiri juga cukup menyita perhatian wisatawan. Salah satu komoditas hasil perkebunan di desa ini adalah Kopi Merah.
Salah satu petani muda sekaligus pegiat wisata dan lingkungan Desa Ngargoretno, Soim Setam mengungkapkan keunikan Kopi Merah ini.
“Kopi Merah ini sebetulnya hampir sama dengan kopi pada umumnya, namun memiliki ciri khas dan keunikan rasa karena tumbuh di sekitar marmer merah,” kata Soim Setam, Sabtu (23/07/2022).
Soim menjelaskan kopi yang ditanam di sekitar marmer merah tersebut banyak mengandung fosfor. Sehingga biji kopi tersebut lebih keras dan memiliki cita rasa tersendiri.
“Walaupun belum ada penelitian secara khusus, namun dengan biji kopi yang lebih keras dan citarasa yang unik, ini menjadi selling point tersendiri untuk Kopi Merah,” lanjutnya.
Soim menjelaskan, Kopi Merah tersebut saat ini sedang dibudidayakan oleh masyarakat Desa Ngargoretno. Walaupun secara kuantitas kopi tersebut belum begitu banyak dijumpai.
“Untuk perawatan penanaman Kopi Merah ini hampir sama dengan kopi lainnya. Sementara untuk proses roasting-nya kita masih tradisional menggunakan wajan,” terangnya.
Proses pemetikan hingga pemrosesan Kopi Merah ini menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang berkunjung di Desa Ngargoretno.
“Ini adalah upaya kami, warga Desa Ngargoretno untuk pelestarian alam, sekaligus untuk menambah penghasilan melalui sektor wisata,” ungkapnya.
Kepala Desa Ngargoretno, Dodik Suseno menjelaskan Kopi Merah tersebut sebetulnya sudah dari dulu tumbuh di sekitar marmer merah. Namun masyarakat sekitar belum maksimal dalam melakukan branding dan mengetahui nilai ekonomisnya.
“Sudah lama itu tumbuh di marmer merah. Namun baru di tahun 2016 kemarin kita melihat potensi yang nyata sehingga coba kita branding Kopi Merah,” katanya.
Dodik menyampaikan pemerintah desa selalu berupaya mendukung terkait pelestarian lingkungan. Salah satunya adalah melestarikan keberadaan Kopi Merah tersebut. Apalagi hal itu akan dapat menambah pundi-pundi penghasilan melalui sektor pariwisata.
“Apa yang menjadi tujuan masyarakat dalam melestarikan alam akan kita dukung. Apalagi jika itu nanti dapat menambah pemasukan masyarakat itu sendiri,” lanjutnya.
Dodik berharap, Kopi Merah ini dapat semakin dikenal oleh pecinta kopi, sehingga dapat menjadi salah satu komoditas unggulan dari Desa Ngargoretno, Kecamatan Salaman. (Pemkab Magelang/Iwan)