MAKASSAR SULSEL, Suara Jelata – Pimpinan Cabang Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PC IPM) Cabang Makassar mengadakan Sekolah Advokasi, Jumat (07/10/2022). Kegiatan ini dilaksanakan di Kompleks Perguruan Muhammadiyah dan Aisyiyah Cabang Makassar.
Sekolah Advokasi tersebut mengangkat tema “IPM Social Care, Recovery Learning Loss” dengan menghadirkan pemateri, salah satunya Istiana Tajuddin. Dia merupakan Dosen Program Studi Psikologis, Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin.
Ashabul Kahfi, Ketua Bidang Advokasi PC IPM Cabang Makassar menuturkan kegiatan ini diadakan guna mengenalkan maksud dan tujuan kepada pelajar-pelajar melalui Sekolah Advokasi.
Terlepas dari pandemi Covid-19 ini, kegiatan yang dilaksanakan secara luring atau tatap muka. Sekolah untuk meningkatkan pemahaman peserta merealisasikan apa yang telah diberikan oleh pemateri Sekolah Advokasi.
“Sekolah Advokasi ini bisa memahamkan kepada mereka untuk melakukan pendampingan sebaya sesama pelajar. Dari pendampingan sebaya ini, ada materi yang mereka dapatkan dan bisa digunakan yaitu Teknik Lobby dan Negosiasi,” kata Ashabul Kahfi.
Sementara Ketua Umum PC IPM Cabang Makassar, Muhammad Fadhil Syaiful, mengatakan kegiatan ini adalah sebuah implementasi dari Teologi Al Maun.
Dikatakan Fadhil, Teologi Al Maun ini terdapat landasan yang merupakan implementasi. Di mana Teologi ini memiliki esensi dalam sosial kemasyarakatan khususnya IPM yang bisa difokuskan kepada para pelajar.
“Dengan mengangkat tema itu, kegiatan ini diharapkan bagi peserta yang berpartisipasi dapat menjadi agen atau pelopor. Yang mengatasi dan memberi solusi untuk setiap permasalahan khususnya pelajar,” kata Fadhil.
Muhammad Akbar Supriadi, selaku Master of Training sekaligus Kabid Advokasi PD IPM Makassar 2018-2020 menyampaikan beribu harap bagi peserta mengikuti kegiatan ini untuk senantiasa mencapai tujuan yang jelas.
“Dengan adanya kegiatan kali ini, kami Tim Fasilitator berharap Sekolah Advokasi bukan sekedar program kerja yang bersifat repetisi. Karena di antara semua isu dan kasus pelajar, salah satu sebab terjadinya ialah kesenjangan dalam pendidikan,” ujar Akbar.
Akbar menambahkan banyak anak putus sekolah bahkan belum sekolah, dengan adanya IPM dengan nilai kemasyarakatan dapat menunjukkan perannya ialah me-Recovery Learning Loss akibat pandemi Covid-19 ini.
“Fasilitator dan peserta dapat melahirkan hubungan tanpa dominasi dan sifat dialogis dengan melakukan pemberdayaan dalam dunia realitas. Ini dapat menciptakan perubahan yang lebih baik dan rasa kepercayaan,” lanjut Akbar.
Pemateri Sekolah Advokasi, Istiana Tajuddin menyampaikan dengan diadakannya Sekolah Advokasi, ini menjadi pelopor hadirnya pelajar. Yang mampu mendampingi teman sebaya agar lebih berani menyuarakan hak-haknya baik itu relasi atau sesama teman.
Istiana Tajuddin menambahkan, jika pelajar mengalami hal-hal yang tidak menyenangkan dengan cara yang baik. Maka Sekolah Advokasi ini bisa memberikan materi pembekalan yang dapat menjadi ilmu bagi remaja untuk memahami kondisi pelajar sekarang.
“Setelah memahami kondisi pelajar serta bantuan, ini dapat memberikan mereka teman sebaya. Sehingga bisa berdampak positif baik buat temannya maupun lingkungan sekitarnya,” tutupnya Dosen Unhas ini.
IPM Social Care, Recovery Learning Loss yang dilatarbelakangi keadaan pelajar masa kini, yang bisa dikatakan krisis. Krisis dalam hal pengetahuan, ilmu dan mental.
Sekolah Advokasi ini diikuti oleh puluhan peserta yang terdiri dari masing-masing Pimpinan Ranting IPM se-Cabang Makassar maupun luar Cabang Makassar. (Wahyuni)