BeritaDAERAH

Dilantiknya Direktur RSUD Ketanggungan Brebes, Tuai Kritik Sejumlah Aktivis

×

Dilantiknya Direktur RSUD Ketanggungan Brebes, Tuai Kritik Sejumlah Aktivis

Sebarkan artikel ini
Dokter Ali Budiarto memberikan keterangan kepada wartawan usai dirinya dilantik sebagai Direktur RSUD Ir. Soekarno oleh Bupati Brebes Hj. Idza Priyanti, S.E., M.H., Rabu (26/10/2022) di Gedung Kantor Pelayanan Terpadu (KPT). (foto: Olam Mahesa)

BREBES JATENG, Suara Jelata – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ir. Soekarno, yang terletak di Jalan R.A. Kartini, Kecamatan Ketanggungan, Kabupaten Brebes segera dioperasikan. Selanjutnya Bupati Brebes Hj. Idza Priyanti, S.E., M.H. melantik dr. Ali Budiarto, M.M. sebagai Direktur rumah sakit tersebut, Rabu (26/10/2022) di Gedung Kantor Pelayanan Terpadu (KPT).

Pelantikan tersebut menuai kritik dari sejumlah pihak lantaran sebelumnya dr. Ali Budiarto, M.M. telah mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bumiayu, Kabupaten Brebes pada tanggal 14 Oktober 2019 lalu.

Scroll untuk lanjut membaca
Scroll untuk lanjut membaca

Salah satu pihak yang melontarkan kritik adalah seorang aktivis Brebes, Faisal Yudhi Nugroho, S.H., M.Hum. Dia adalah Deputi Pencegahan Korupsi dan Penyimpangan Kebijakan Publik LSM Lembaga Analisis Data dan Kajian Kebijakan Publik (LANDEP).

Faisal Yudhi Nugroho, S.H., M.Hum, Deputi Pencegahan Korupsi dan Penyimpangan Kebijakan Publik, LSM Lembaga Analisis Data dan Kajian Kebijakan Publik (LANDEP). (foto: Olam Mahesa)

Menurut Faisal, dr. Ali Budiarto malah akhirnya diberikan jabatan sebagai Direktur RS Ir. Soekarno, padahal sebelumnya yang bersangkutan pernah mengundurkan diri dari jabatan yang sama di RSUD Bumiayu.

“Sebetulnya hal tersebut sangat disayangkan, yang bersangkutan awalnya tidak menunjukkan kinerja yang baik. Pada intinya sewaktu beliau diberi amanat tidak menyelesaikan amanat tersebut sampai selesai,” kata Faisal Yudhi Nugroho.

Seharusnya, lanjut Faisal, Bupati Brebes itu bisa memilih dokter atau pemimpin yang lebih baik, lebih berintegritas tinggi dan lebih bertanggung jawab mengelola apa yang diamanahi Bupati. Sehingga di kemudian hari tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

“Misalkan mengundurkan diri lagi atau lari dari tanggung jawab, sehingga tidak menyelesaikan tugasnya dengan tuntas,” ujarnya.

Faisal juga sangat menyayangkan, artinya dari pemerintah yang tujuannya mungkin bagus dengan membangun Rumah Sakit untuk pelayanan masyarakat di Daerah. Akan tetapi misalkan hal tersebut tanpa diimbangi dengan fasilitas kesehatan atau sumber daya manusia maka pembangunan tersebut akhirnya tidak termanfaatkan sebagaimana mestinya.

“Sebagai masyarakat dengan adanya informasi tersebut kami sangat kecewa, seharusnya di akhir masa jabatan Bupati Brebes tidak perlu adanya pelantikan dan mutasi. Alangkah baiknya Bupati fokus pada sisa masa kerjanya dengan menyejahterakan masyarakat Brebes, mengoptimalkan penanganan stanting dan kemiskinan. Apalagi sekarang banyak jalan rusak, harusnya fokus masalah itu,” pungkasnya.

Di sisi lain, dalam keterangannya kepada wartawan dr. Ali Budiarto mengatakan, akan lebih konsentrasi dan butuh kerja keras dalam memimpin RSUD Ir. Sukarno yang baru dan akan beroperasi.

“Jadi RSUD Ir. Soekarno Ketanggungan itu sampai hari ini kan belum dioperasionalkan. Dengan diberikan kepercayaan kepada kami, maka kami dituntut untuk segera melakukan operasional dan ada beberapa hal yang harus dipenuhi. Namanya visitasi rumah sakit sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan, ” kata dr. Ali Budiarto, usai dilantik, Rabu (26/10/2022).

Dia menyebut, ada petunjuk-petunjuknya, di antaranya adalah kelengkapan bangunan sarana dan prasarana juga SDM.

“Nah untuk mengatasi hal tersebut, kami sudah berkomunikasi dengan Pak Sekda dan BKD bahwa tidak ada rekrutmen karyawan di RSUD Ketanggungan. Yang ada adalah meminta kepada Pemerintah Kabupaten Brebes untuk mengalihkan beberapa SDM yang ada. Yaitu karyawan honorer yang masuk ke dalam kategori BLUD ataupun yang lain supaya dialihkan tugas kerjanya ke Rumah Sakit Ir. Soekarno,” bebernya.

Untuk tahun 2022 ini, lanjut Ali, dirinya punya target karena mengingat waktunya sudah sangat mendesak untuk segera melakukan upaya agar segera beroperasi.

“Kalau melihat standar minimal rumah sakit dengan Tipe D atau tipe yang paling sederhana, kita harus memiliki setidaknya 4 dokter spesialis. Kemudian pelayan farmasi, pelayan keperawatan dan pelayan kebidanan itu yang menjadi syarat  operasional,” ujarnya.

Disinggung soal pengunduran dirinya dari jabatan Direktur Rumah Sakit Bumiayu, dr. Ali mengungkapkan bahwa secara kelas Rumah Sakit sama, cuma dengan tantangan yang berbeda.

“Waktu di Rumah Sakit Bumiayu itu sudah jalan, tapi waktu saya berada di sana masih belum optimal di sisi pelayanan kepada masyarakat. Sehingga waktu saya di sana mengadakan beberapa asersi,” terangnya.

Menilai kinerja Rumah Sakit, menurut dr. Ali, di antaranya dari pendapatan Rumah Sakit, kalau pendapatannya besar berarti pengunjungnya (pasien berobat-red) banyak.

“Waktu saya memimpin RSUD Bumiayu pendapatan pertama hanya 600 juta rupiah, kemudian selama satu tahun lebih saya bisa meningkatkan sampai 1,8 miliar rupiah. Mungkin itu salah satu pertimbangan juga bahwa (Rumah Sakit-red) untuk segera beroperasi itu butuh (SDM) yang sudah berpengalaman dan melewati proses administrasi Rumah Sakit. Mungkin saya salah satu orang yang dipandang memiliki kapasitas dan kredibilitas itu,” tutupnya. (Olam)