BeritaDAERAHSosial

Mushala Terminal Krapyak Kudus Ditutup, Warga Kecewa

×

Mushala Terminal Krapyak Kudus Ditutup, Warga Kecewa

Sebarkan artikel ini
Mushala di komplekTerminal Krapyak Kudus disegel oleh Dinas Perhubungan dengan tulisan “Maaf Musholla Kami Tutup, Ket. Bangunan Rusak”, sejak Jumat (04/11/2022).

KUDUS JATENG, Suara Jelata – Mushala di komplekTerminal Krapyak Kudus disegel oleh Dinas Perhubungan dengan tulisan “Maaf Musholla Kami Tutup, Ket. Bangunan Rusak”,  sejak Jumat (04/11/2022). Hal itu sempat membuat para tokoh masyarakat dan warga sekitar kecewa.

Terkait penyegelan tersebut, tokoh masyarakat setempat dipimpin Farid dan Djasiran menemui Kepala Terminal Wisata Bakalan Krapyak, Rossi, Senin (07/11/2022). Dengan maksud untuk menanyakan mengapa mushala yang sudah diperbaiki warga tersebut malah ditutup.

Scroll untuk lanjut membaca
Scroll untuk lanjut membaca

Diceritakan Farid, saat duduk bareng di aula lantai dua Terminal Wisata Bakalan Krapyak bahwa keadaan mushala sejak masa pandemi Covid-19 sangat memprihatinkan. Bangunan benar benar tidak terawat dengan rumput dan ilalang setinggi perut orang dewasa.

Warga sekitar mushala Terminal Wisata Bakalan Krapyak yang menghadap Kepala Terminal. (foto: Als)

“Dengan suka rela (mushala dan sekitarnya) telah kami bersihkan tanpa meminta dana bantuan dari pihak Dishub, sehingga bisa layak digunakan kembali. Namun mengapa justru ditutup sepihak,” tanya Farid.

Sementara Djasri menambahkan, bahkan warga rela merogoh kocek pribadi untuk membeli mesin pompa air, paralon dan bola lampu demi terfungsikanya kembali mushala tersebut.

“Bahkan sudah kami siapkan anggaran plafon juga pemafingan. Aneh, berterimakasih saja tidak, kok malah ditutup,” tukas Djasri.

Setelah nenampung seluruh keluh kesah para tokoh dan warga masyarakat yang hadir di forum diskusi itu, Kepala Terminal Wisata Bakalan Krapyak, Rossi menanggapinya. Rossi berterimakasih atas kepedulian warga untuk berkenan hadir di kantornya.

Rossi menyebut alasan mushala ditutup, dikatakan pihaknya sudah mengkaji dengan pertimbangan yang sangat matang, agar ketika warga atau peziarah melakukan kegiatan ibadah di mushala itu.

“Justru kami tidak menginginkan terjadi hal-hal buruk yang menimpa mereka saat beribadah. Seperti kejatuhan genting, plafon atau kayu yang kondisinya sudah lapuk,” jelas Rossi.

Diungkapkan Rossi, sejak beberapa periode dari Kepala Dinas dijabat Halil dan sampai sampai Catur yang menjabat sekarang, pihaknya sudah mengusulkan anggaran dana rehab mushala. Ditandaskan usulan itu pun resmi dengnan menggunakan nota dinas, namun belum teralisasi.

“Untuk itu saya bermaksud mengantar Bapak-Bapak menghadap Kepala Dinas Perhubungan. Agar aspirasi Bapak-Bapak dan warga dapat didengar langsung oleh Bapak Kepala Dinas Perhubungan,” tukas Rossi.

Sementara itu, Kepala Desa Bakalan Krapyak, Susanto, yang turut hadir pada saat itu mengatakan, warga tidak perlu kuatir dengan ditutupnya mushala. Dia meyakinkan bahwa penutupan tersebut hanya dalam untuk sementara waktu.

“Saa yakin, jika dana anggaran alokasi perbaikan mushala turun maka cepat pula diperbaiki dan dibuka kembali untuk beribadah. Sambil menanti disetujui dan cairnya anggaran, bila ada warga ingin turut merehab, tentu diperbolehkan. Tetapi tentunya benar-benar layak dan pantas disebut sebagai bangunan mushala, tidak asal jadi,” katanya. (Als)