SEMARANG JATENG, Suara Jelata – Koordinator Forum Komunikasi Ormas Bersatu Semarang (Forkombes), Doni Sahroni mengimbau semua pihak agar menyambut Musyawarah Besar (Mubes) Forum Komunikasi Ormas Semarang Bersatu (FKSB) dengan suka cita dan kebersamaan.
“Forkombes berdoa, berharap dan mengimbau semua pihak, mari kita sambut musyawarah FKSB ini dengan senang, gembira serta kekeluargaan. Seperti yang didengungkan Ketua FKSB Pak Ustadz AM Juma’i,” ujar Doni Sahroni di Semarang, Jawa Tengah, Kamis (17/11/2022).
Forkombes dalam hal ini, kata Doni, adalah sebuah forum atau wadah bagi teman dan semua Ormas yang ada di Semarang. Serta tempat berkumpul, berdiskusi dan menuangkan ide-ide maupun gagasan.
“Forkombes sebagai wadah bersenda gurau di kala waktu luang. Yang f mana dalam orientasi kegiatannya semata-mata untuk mencerdaskan masyarakat. Agar mereka lebih paham dan lebih mendapatkan informasi yang aktual, tidak hoax,” tegas Doni.
Menurut Ketua LCKI Kota Semarang itu, ketika kehadiran Forkombes disikapi dengan positif, maka ini akan menjadikan sebuah kekuatan tambahan baru bagi forum-forum yang sebelumnya sudah ada terlebih dahulu (seperti FKSB). Akan tetapi jika kehadiran Forkombes dipandang/disambut sebagai kompetitor, maka itu akan dirasa mengganggu keberadaan forum yang sudah ada.
Dalam hal suksesi FKSB yang sebentar lagi diadakan, Doni menyampaikan, posisi Forkombes jelas mengikuti semua proses yang ada dan sudah ditentukan panitia.
“Dan ketika teman-teman Ormas di dalam Forkombes mencoba mengusung salah satu calon untuk menjadi Ketua FKSB, bukan berarti Forkombes ingin merecoki. Kita tak ingin merusuhi atau sampai dicap perusuh di tubuh FKSB. Forkombes tidak pernah memperkeruh, di situ kami hanya memonitoring,” ungkap Doni.
Dikatakannya, sangat ironis sekali ketika ada perbedaan sikap atau dalam hal pilihan, lalu kelompok tersebut dianggap perusuh. Semangat Forkombes jelas yakni, kebersamaan dan kekeluargaan.
“Jadi sangat aneh sekali bagi kami, Forkombes, ketika dijadikan kompetitor atau dicap perusuh di forum suksesi FKSB yang tahapannya sedang berjalan. Kami bertandatanya besar sekarang, ada apa di FKSB? Bukankah hanya sebuah Forum yang di mana tempat berkumpulnya Ormas?” ujar Doni dengan nada bertanya.
“Lagi pula kami melihat, dinamika yang terjadi di FKSB juga sejatinya bukan karena kehadiran Forkombes. Contoh penghapusan secara sepihak calon peserta musyawarah FKSB, akibat ada dualisme pengurus di internal Ormas tersebut,” imbuh Doni.
Lebih jauh Doni menerangkan, bagi Forkombes, semua Ormas yang ada adalah sah dan bersaudara. Terkait dualisme kepengurusan, itu urusan internal rumah tangga Ormas bersangkutan. Semua tidak berhak intervensi dan ikut campur di dalam Ormas tersebut.
“Kami sadar sekali, tidak menutup kemungkinan Ormas yang merekomendasikan calon Ketua FKSB melalui Forkombes, akan melalui tahapan seleksi yang ketat oleh panitia, karena bau aroma kurang sedap sudah kita cium,” kata Doni.
Tapi, lanjut Doni, Forkombes menghadapinya dengan tenang, senyum dan bergembira. Karena proses reorganisasi yang sedang terjadi di FKSB sekarang ini, adalah sebuah hal yang biasa dan alamiah.
“Biar ormas-ormas yang menilai dan merasakan,” ujar Doni dengan senyum.
Doni menyebutkan, bahwa Forkombes hanya bisa berdoa, berharap dan mengimbau semua pihak untuk menyambut musyawarah FKSB dengan senang, gembira dan kekeluargaan. Karena Forkombes ada atau tidak, itu tergantung Ormas.
“Dari ormas, oleh ormas dan untuk ormas Forkombes hadir. Biar orang bicara apa, menilai apa, menyambut bagaimana. Forkombes akan terus berkarya nyata bersama ormas-ormas, untuk masyarakat, untuk Semarang Hebat,” pungkas Doni Sahroni, S.H. (Rozim)