TEMANGGUNG JATENG, Suara Jelata – Dalam rangka memperingati Hari Jadi ke-188 Kabupaten Temanggung digelar Festival Ili-Ili. Acara dibuka oleh Camat Ngadirejo Setyo Nusantoro di Demangan, Ngadirejo, Kecamatan Ngadirejo, Kabupaten Temanggung, Kamis (17/11/2022).
Festival ini diselenggarakan atas kolaborasi dari berbagai pihak, mulai dari Kementerian Desa, Pemerintah Daerah, kemitraan, juga dari berbagai macam komunitas. Festival digelar sampai dengan Sabtu (19/11/2022) mendatang, dengan lokasi di berbagai titik di Kecamatan Ngadirejo.
Di hari pertama, kegiatan diawali dengan pameran foto hasil dari lomba foto jurnalis, dilanjutkan jelajah desa, sarasehan madya, pemutaran film. Di malam harinya akan ada pertunjukan sendratari Babad Alas Giripurno, di Lapangan Pringsewu, Desa Giripurno.
Darmo Yuwanto, Ketua Pelaksana Kegiatan menyampaikan, Festival Ili-Ili diawali keprihatinan atas kondisi alam yang semakin menurun. Hal ini ditandai dengan menurunnya debit mata air di berbagai sumber mata air.
Diungkapkannya, berdasarkan data dari PDAM Kabupaten Temanggung, pada tahun 2019 debit air di Umbul Jumprit sekitar 70 liter/detik, akan tetapi saat ini turun menjadi 40 liter/detik. Ada banyak faktor yang mempengaruhi, antara lain tanaman yang mulai berkurang.
Tidak hanya di Jumprit, penurunan debit mata air juga terjadi di sumber mata air lain. Untuk itu diperlukan gerakan konservasi untuk menjaga kondisi alam yang semakin menurun.
“Untuk mewujudkan konservasi tentang air, diperlukan kolaborasi antardesa, karena konservasi ini tidak bisa dilakukan sendiri, perlu adanya kerjasama. Sehingga output yang diharapkan dari berbagai sarasehan kecil dan musyawarah besar akan dihasilkan suatu konsensus. Yang bisa disampaikan ke Pemerintah Desa, Pemerintah Kabupaten, supaya pemeliharaan sumber mata air bisa dilakukan bersama-sama,” ungkapnya.
Camat Ngadirejo Setyo Nusantoro menyampaikan, apresiasi kepada panitia dan warga masyarakat yang telah menyelenggarakan kegiatan tersebut. Menurutnya, Kecamatan Ngadirejo diberikan wilayah yang subur, makmur gemah ripah loh jinawi, akan tetapi debit air di lereng Sindoro dalam beberapa tahun terakhir mulai menurun.
Tidak hanya debit air, kualitas tanah, kualitas udara dan lainnya juga mulai menurun. Sehingga ini menjadi perhatian semua pihak, karena kegelisahan ini para pemerhati lingkungan membuat suatu kegiatan yang harapannya bisa berkesinambungan.
“Tidak hanya dilaksanakan pada tahun ini, tetapi terus kita lakukan untuk menjaga keseimbangan ekosistem alam. Sehingga anak cucu kita, putra-putri kita juga bisa menikmati alam Ngadirejo, alam Temanggung yang indah dan subur ini,” tegasnya.
“Kami tidak bisa berjalan sendiri, kami mohon pendampingan terus, terutama dari Kementerian Desa, kepada pihak-pihak yang terkait, untuk terus membimbing kami. Sehingga kegiatan ini benar-benar bisa bermanfaat, khususnya masyarakat Ngadirejo, masyarakat Kabupaten Temanggung,” tandasnya. (Agus)