BeritaDAERAHSosial

HUT Ke-194 Kabupaten Lebak, Diwarnai Aksi Unjuk Rasa Kumala

×

HUT Ke-194 Kabupaten Lebak, Diwarnai Aksi Unjuk Rasa Kumala

Sebarkan artikel ini

LEBAK BANTEN, Suara Jelata Pada peringatan HUT Ke-194 Kabupaten Lebak Banten, Kumala menggelar aksi unjuk rasa di depan Kantor Pemerintah Daerah Kabupaten Lebak dan di depan Kantor DPRD Kabupaten Lebak, Jumat (02/12/2002). Unjuk rasa diikuti oleh kurang lebih 100 orang mahasiswa dari berbagai Perwakilan atau Cabang yang ada di Indonesia.

Aditya Ramadhan selaku Bidang Advokasi Kumala Perwakilan Serang mengatakan, aksi ini sebagai bentuk refleksi sekaligus kado untuk peringatan Hari Jadi Kabupaten Lebak Ke-194 Tahun. Mengingat di usia yang tua ini, Kabupaten Lebak bisa dikatakan belum bisa bangkit dari keterpurukan. Sehingga masih menjadi salah satu daerah paling tertinggal di Provinsi Banten.

Scroll untuk lanjut membaca
Scroll untuk lanjut membaca

“Miris sebetulnya, Kabupaten Lebak dengan melimpah ruah segala potensi, mulai dari pariwisata, budaya, dan lain-lain. Akan tetapi masih belum dapat dioptimalkan dengan baik,” ujar Aditya Ramadhan.

Lanjut Aditya, Reformasi Birokrasi juga menjadi permasalahan yang serius dan harus disoroti.

“Kemarin saja saya pernah menyuarakan perihal permasalahan yang terjadi di Dinkes Kabupaten Lebak. Yang telah salah dalam memberikan obat terhadap balita yang berumur 5 bulan di Puskesmas Rangkasbitung,” imbuhnya.

“Ini kan fatal, kita sudah coba komunikasi dengan Kadis Dinkes Lebak akan tetapi tidak direspons. Kita juga sudah mengadukan persoalan ini kepada BKPSDM, Polres Lebak dan pihak terkait lainnya. Akan tetapi sampai saat ini tidak pernah ada langkah tegas terkait persoalan tersebut dan kami menduga adanya main mata di dalam persoalan ini supaya bungkam dan tidak ditindaklanjuti,” tambahnya.

Aditya Ramadhan menilai bahwa, dengan adanya hal tersebut berarti terlihat carut marutnya reformasi birokrasi yang ada di Lebak. Salah satu penyebabnya kata Aditya, dinasti yang hari ini masih mengakar, sehingga kekuasaan hanya di-handle oleh salah satu keluarga.

“Padahal hak memilih dan dipilih adalah hak individu, barangkali masih banyak putra daerah Lebak yang mampu menangani persoalan yang ada di Kabupaten Lebak,” tegas Aditya Ramadhan.

Aditya Ramadhan menambahkan bahwa, selain itu pihaknya pun menyoroti perihal RTRW yang dirasa tidak memikirkan aspek lingkungan dan kebutuhan masyarakat. Karena seharusnya RTRW itu harus memikirkan dampak terhadap lingkungan dan masyarakat, bukan hanya kepentingan investor.

“Kita ambil contoh saja Kecamatan Cigemblong yang merupakan penghasil gula aren terbesar di Provinsi Banten yang digadang akan disulap menjadi daerah pertambangan. Begitu pula dengan kecamatan yang lain yang dirasa kurang berpihak terhadap dampak lingkungan,” jelas Aditya.

Belum lagi menurutnya infrastruktur masih menjadi persoalan yang serius karena masih banyak ruas jalan Kabupaten yang memprihatinkan.

“Salah satunya jalan Cirinten – Gunung Kencana, kita sudah sering mendapat keluhan dari masyarakat setempat terkait ruas jalan tersebut,” tegasnya.

Aditya Ramadhan berharap dalam momentum HUT Ke-194 Kabupaten Lebak dan dengan aspirasi yang disampaikan dapat ditindaklanjuti agar membawa perubahan yang signifikan bagi Kabupaten Lebak.

“Terlebih untuk angka kemiskinan di Kabupaten Lebak yang hari ini mengalami kenaikan. Begitu pula dengan permasalahan yang lain seperti angka putus sekolah, kurangnya SKH yang ada di Kabupaten Lebak dan berbagai problematika lainnya,” tandas Aditya Ramadhan. (Iwan)