BREBES JATENG, Suara Jelata – Forum Komunikasi Guru Besar dan Dosen Putera Puteri Brebes atau Yayasan Rumah Cinta Brebes mengadakan temu sumbang pemikiran bagi perkembangan Brebes, di Lantai 5 Kantor Pemerintahan Terpadu (KPT) Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, Minggu (25/12/2022).
Ketua Yayasan Rumah Cinta Brebes, Muh. Munawir mengatakan, acara tersebut dihadiri kurang lebih 78 orang diantaranya, Dosen dan Guru Besar Putera Puteri Brebes yang datang dari berbagai penjuru tanah air.
“Juga dari beberapa kampus yakni, Universitas PGRI Semarang, Politeknik KP Sorong Papua Barat, Universitas Negeri Jakarta, IAIN Cirebon, Universitas Bamada Slawi, Unissula Semarang, Universitas Peradaban, Universitas Muhammadiyah Semarang, STIKES Brebes, UPS Tegal, Politeknik Harber, Politeknik Mitra Karya Mandiri, STAI Brebes, UNU Cirebon, IBN Tegal, UMUS Brebes, Universitas Muhammadiyah Jakarta, STEBank Syafrudin P, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta, Universitas Budi Luhur, Universitas Brawijaya Malang, serta Jajaran Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Brebes,”ucap Munawir.
Pj Bupati Brebes Urip Sihabudin dalam sambutannya menyampaikan bahwa di dunia ini yang paling tinggi derajatnya yaitu para Cendekiawan. sekarang ini pemerintah kabupaten Brebes bergotong-royong bersama untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang ada di Brebes.
“Jargon Brebes Madani, yaitu Brebes Maju dan Sejahtera., ada 4 hal yang harus diselesaikan yang pertama yaitu rata-rata tingkat pendidikan di Brebes masih rendah. Salah satu faktornya yaitu tingkat ekonomi masyarakat kabupaten brebes yang rendah,” kata Urip.
Dari Sektor Pertanian, Kehutanan dan Kelautan, lanjut Urip, mengalami penurunan. Sektor lapangan usaha dan perdagangan besar dan perdagangan kecil. Sumbangsih besar untuk Kabupaten Brebes yaitu Investasi. yang kedua permasalahan SDM pengangguran menurun akan tetapi IPM yang masih rendah. Sementara penduduk miskin masih banyak yaitu 16.05 %.
“Mengendalikan inflasi, sehingga kemiskinan berkurang. bahan pokok makanan beras, tahu, tempe masyarakat dan rokok harus dikendalikan. Pola garis kemiskinan yang digunakan untuk mengukur kemiskinan di brebes. Infrastruktur jalan kabupaten diperbaiki, mulai ada perbaikan, di tahun 2023,” jelasnya.
Dikatakannya, pihaknya akan memperkuat struktur ekonomi Kabupaten Brebes yaitu dengan cara meningkatkan orang kaya, dan menurunkan orang miskin.
Sementara itu dalam Diskusi yang di Moderatori Oleh Dra. Endang Gunaisah, M.Si, Ph.D (Dosen Politeknik Kelautan dan Perikanan Sorong Papua), yang sangat hikmat, ada 7 Cendekiawan yang memberikan masukan untuk Pemda Brebes.
Pertama Prof. Dr. Ir. Muhammad Al Jabri, M.S., menurut penelitiannya, mengenai zeolite selama 15 tahun kapur pertanian untuk menyerap racun yaitu dengan meningkatkan kesehatan tanah sehingga hasil bawang merah menjadi unggul.
Dia menyebut, tanah di Indonesia tidak sehat lagi karena pemberian pupuk dan pestisida terlalu banyak. akibatnya, tanah tidak sehat dan masuk ke dalam bawang yanh dikonsumsi oleh masyarakat.
“Masyarakat yang mengkonsumsi bawang sehari-hari berdampak pada kesehatan sehingga harus dicegah dengan mengganti pestisida dengan zeolite. Akan tetapi, pemerintah belum menanggapi hal ini, sehingga para Cendekiawan zeolite mengekspor,” bebernya.
Pihaknya berharap untuk menerapkan zeolite di Brebes sehingga kesehatan tanah meningkat dan berdampak pada hasil bawang yang baik tanpa ada racun yang terkandung sehingga kesehatan masyarakat Brebes meningkat. Dalam hal ini, dikatakannya, Baperlitbangda berperan untuk menerapkan temuan oleh Ilmuwan Brebes.
Yang kedua yaitu Prof. Dr. Hamidah. SE,. M.Si, mengenai pemanfaatan sumber daya manusia untuk membangun Brebes. Pembangunan pengembangan daerah yaitu SDM yang unggul. Mengoptimalkan FKGB dan Yayasan Rumah Cinta Brebes.
“Tiga hal yang saling berkaitan untuk membangun daerah yaitu Kesehatan, Pendidikan, dan Ekonomi sehingga FKGB fokus untuk berkontribusi membangun Brebes lebih baik,” jelas Hamidah.
Yang ketiga Cendekiawan Prof. Dr. Ir. Darsono Wisadirana, M.S, Perubahan Brebes dari daerah Agraria ke daerah Industri. adanya perubahan sosio-cultural (kebudayaan) sehingga perlu ada penguatan untuk masyarakat brebes.
“Jika tidak dilakukan penguatan kebudayaan maka ada dis-integrasi. Masyarakat harus menerima perubahan yang terjadi. Terdapat 3 hal yang dilakukan untuk penguatan masyarakat yang pertama penataan kembali masyarakat untuk menerima perubahan dari norma agraris ke norma industri. yang kedua yaitu pengembangan masyarakat menjadi sejahtera. yang ketiga yaitu kontribusi masyarakat. contohnya Guru Besar mendapatkan 100 juta untuk pengabdian dan 50 juta untuk penelitian, sehingga FKGB dapat berkontribusi untuk membangun Brebes,” kata Darsono Wisadirana.
Teknis pelaksanaanya, Ia menambahkan, tidak sulit hanya ada komunikasi antara pemda brebes dan FKGB. Pendidikan agraris ke industri, akan tetapi agrarisnya jangan dihilangkan semua.
Cendekiawan selanjutnya, . H. Jaya Mualimin, Sp.KJ, M.Kes., MARS, Perilaku merokok menjadi suatu permasalahan besar dan menyebabkan faktor stunting, kemiskinan. Perilaku adiktif (merokok dan narkotika) yang menjadikan kesehatan masyarakat menurun.
“Ada 8 determinasi yang luar biasa berdampak pada kehidupan masyarakat. Cukai rokok yang dihasilkan tidak dapat mengcover dengan kehidupan masyarakat. Dengan brebes Madani, Maju dan Sejahtera semoga bisa terlaksana. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat menjadi modal awal untuk membangun kesehatan masyarakat,” katanya.
Cendekiawan ke 5, Dr Qodariah, S.E, M.M, membangun sebuah institusi lebih baik hal yang paling utama dilakukan adalah perubahan sumber daya manusia. Pendidikan menjadikan faktor utama untuk mengentaskan kemiskinan. Ketika SDM Unggul maka Indonesia akan maju. Masyarakat Indonesia 60% masyarakat produktif.
Dia mengatakan, pengangguran tertinggi yaitu sarjana. Pemerintah memberikan formula mendorong pembangunan UMKM untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Antisipasi resesi sehingga dapat menekan pertumbuhan pengangguran.
“Dengan adanya relokasi industri di brebes maka bisa menyeimbangkan tingkat pertumbuhan ekonomi di brebes. kontribusi FKGB untuk meningkatkan pendidikan sehingga dapat menghasilkan human capital yang baik,” ujarnya.
Cendekiawan, ke 6, yaitu Imron Adami Adji, Ia mengatakan dewan pendidikan adalah mitra pendidikan. Pandemi menyebabkan angka putus sekolah tinggi sehingga pemerintah membentuk gerakan kembali sekolah akan tetapi belum optimal.
Sementara itu, Pembina FKGD atau Yayasan Rumah Cinta Brebes Dr. Maufur berharap bahwa hari ini lebih baik dari hari kemarin, hari esok lebih baik hari yang akan datang.
“Brebes lebih baik dengan daerah lain. Usulan untuk kabupaten brebes yaitu mengubah jargon brebes, kerjasama antara FKGB,” singkatnya. (Olam)