DAERAHEkonomiPROFIL

Siasati Modal, Suami-Istri di Temanggung Ini Tekuni Produksi Cheese Stick Singkong

×

Siasati Modal, Suami-Istri di Temanggung Ini Tekuni Produksi Cheese Stick Singkong

Sebarkan artikel ini
Aini, warga Desa Salamsari, Kedu, Temanggung sedang menggoreng cheese stick singkong produksinya. (foto: infopublik/Atik)

TEMANGGUNG JATENG, Suara Jelata Pengusaha makanan tradisional berbahan singkong, sepasang suami istri Slamet (51) dan Aini (47) semula memproduksi lenteng atau opak kini beralih ke stick singkong. Camilan menyerupai cheese stick pada umumnya ini memiliki sensasi rasa yang berbeda.

Suami istri warga Salamsari, Kecamatan Kedu, Kabupaten Temanggung mengaku usahanya dimulai saat pandemi Covid-19 melanda, di mana semua bidang usaha mengalami kemunduran. Guna menyiasati perputaran modal, keduanya berinovasi dalam membuat camilan dari singkong, yaitu cheese stick singkong.

Scroll untuk lanjut membaca
Scroll untuk lanjut membaca

Aini mengaku, bahwa usahanya dulu memang membuat lenteng atau opak, akan tetapi dirasa perputaran modalnya kurang cepat. Sehingga Aini bersama suami memutar otak dan menemukan inovasi mengubah opaknya menjadi cheese stick singkong.

“Awalnya kami berpikir, kira-kira apa yang bisa dilakukan agar lebih laris. Akhirnya tercetusnya gagasan untuk membuat cheese stick singkong,” ungkapnya, kepada awak media, Rabu (11/01/2023).

Cheese stick singkong dalam kemasan plastik. (foto: Atik)

Alhasil, inovasi yang dimulai lebih dari satu tahun ini sangat menggembirakan, di mana permintaan cheese stick singkong mengalami peningkatan.

“Kami bersyukur usaha ini lebih meningkat, perputaran modal juga cepat. Sehingga hasilnya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari juga untuk membayar sekolah anak kami,” ucapnya.

Ditanya tentang kendala dalam usahanya, Aini mengaku dalam setahun terakhir berupa kenaikan harga minyak goreng. Selain itu juga cuaca yang tidak menentu.

“Pembuatan cheese stick singkong ini membutuhkan penjemuran langsung di bawah panas matahari sebelum dilakukan pemotongan dan kemudian digoreng,” terangnya.

Dalam produksi cheese stick singkong ini, Aini mengaku sehari dapat mengolah 25 kilogram singkong untuk membuat makanan tersebut. Penjualan cheese stick singkong Aini masih sebatas daerah Temanggung yang dibawa oleh sales. Serta beberapa dititipkan ke warung-warung sekitar rumahnya dengan kemasan paling kecil 230 gram.

“Biasanya dalam satu kali produksi bisa jadi 50 bungkus kemasan 2 ons lebih per bungkus. Untuk bungkus besar kami jual seharga Rp 40.000,00 per kilogram,” imbuhnya.

Aini berharap, usahanya bisa lebih ramai dan berkembang, sehingga dapat menciptakan lapangan pekerjaan untuk lingkungan tempat tinggalnya. Untuk menunjang usaha keluarga ini, bersama suami, Aini juga memproduksi singkong krispi dan kripik tempe dengan pemasaran yang sama. (Atik)