BREBES JATENG, Suara Jelata – Hari Pers Nasional 9 Februari 2023 membawa harapan baru bagi industri pers di Indonesia. Pers bebas dan demokrasi bermartabat adalah prinsip-prinsip yang harus selalu dijunjung tinggi oleh para pemangku kepentingan industri Pers.
Pers bebas memberikan ruang bagi warga negara untuk mengekspresikan pendapat dan memperoleh informasi yang dibutuhkan, serta memastikan bahwa pemerintah dan institusi lainnya bertindak transparan dan dalam kontrol publik.
Demokrasi bermartabat, di sisi lain, memastikan bahwa hak-hak politik dan hak asasi manusia warga negara dilindungi dan dipromosikan. Dalam hal ini, pers memegang peran yang sangat penting sebagai “pilar keempat” demokrasi, dengan tugas memonitor dan menjaga agar kekuasaan tetap ada dalam kendali rakyat.
Melihat kondisi pers terkini, masih ada banyak hal yang perlu ditingkatkan dan dibenahi. Masih terdapat beberapa hambatan dan tantangan bagi pers dalam menjalankan tugas dan fungsinya secara optimal, seperti intimidasi, pembatasan akses informasi, dan campur tangan pihak luar.
Namun, harus diakui bahwa perkembangan teknologi dan media digital juga memberikan peluang baru bagi pers untuk menjangkau lebih banyak audiens dan menyampaikan informasi secara lebih efektif. Oleh karena itu, pers harus mampu menyesuaikan diri dengan perubahan dan meningkatkan kualitas dan integritas jurnalistiknya.
Pers sebagai bagian dari pentahelix, menunjukkan betapa pentingnya peran pers dalam membentuk opini dan memengaruhi opini publik. Dalam pentahelix, pers berperan sebagai salah satu pemangku kepentingan dalam pembentukan kebijakan publik, bersama dengan akademisi, industri, pemerintah, dan masyarakat sipil. Oleh karena itu, peran dan tugas pers sangat strategis dan harus selalu diterima dan diakui oleh pemangku kepentingan lainnya.
Secara keseluruhan, Hari Pers Nasional 9 Februari 2023 harus menjadi momentum untuk memperingati dan memperjuangkan nilai-nilai pers bebas, demokrasi bermartabat, dan pentingnya peran pers dalam membentuk opini dan memengaruhi opini publik.
Oleh : Azmi A Majid
(Pegiat Gerakan Sosial Jawa Tengah).
