BeritaDAERAHSosial

Selama Sepekan, Kadin Sultra Gelar Pasar Murah Kota Kendari

×

Selama Sepekan, Kadin Sultra Gelar Pasar Murah Kota Kendari

Sebarkan artikel ini
Kadin Sulawesi Tenggara menggelar Pasar Murah di Pasar Wayong, Kelurahan Kadia, Kecamatan Kadia, Kota Kendari, Sultra, Selasa (01/08/2023). (foto: Sukri)

KENDARI SULTRA, Suara Jelata Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Sulawesi Tenggara (Sultra)menggelar Pasar Murah di Pasar Wayong, Kelurahan Kadia, Kecamatan Kadia, Kota Kendari, Sultra, Selasa (01/08/2023). Kegiatan yang dilakukan bersama Bank Indonesia (BI) Sultra dan Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Kota Kendari itu akan berlangsung selam sepekan mulai Selasa 1 Agustus 2023.

Pada kegiatan tersebut, Kadin Sultra menyiapkan sebanyak 10 ribu paket sembako yang dijual dengan harga subsidi yakni Rp 105 ribu/paket. BI Sultra Target 90 ribu pengguna QRIS di Tahun 2023 yang akan digunakan transaksi pembayaran nontunai.

Scroll untuk lanjut membaca
Scroll untuk lanjut membaca

Isi dalam satu paket sembako itu berupa tepung terigu, gula, daging dan minyak goreng masing-masing 1 kilogram.

“Untuk harga pasar sendiri dijual dengan harga Rp 160 ribu-170 ribu, namun karena disubsidi oleh Pemerintah sehingga dijual dengan harga Rp 105 ribu per paketnya,” kata Wakil Ketua Umum Kadin Sultra Sastra Alamsyah.

Ia menjelaskan, dalam Pasar Murah yang digelar kali ini, pelaku UMKM dan pembeli wajib menggunakan sistem pembayaran secara digital atau non tunai.

Hal itu sebagai bentuk dukungan Kadin terhadap meningkatkan pengguna QRIS di Bumi Anoa.

“Kami sangat membackup sekali, dari program pemerintah dan Kadin memang selama ini mem-back-up bagaimana teman-teman pedagang UMKM terdigitalisasi dengan QRIS,” jelas Sastra.

Sementara itu, dalam sambutannya Penjabat (Pj) Wali Kota Kendari diwakili Asisten II, Susanti mengatakan, bahwa Pasar Murah dengan sistem digital ini merupakan langkah kongkrit yang dilakukan dalam rangka percepatan penerapan pembayaran secara non tunai.

Terlebih era digital merupakan era baru yang perkembangannya begitu pesat, olehnya itu digitalisasi pelayanan sebagai upaya penyesuaian.

“Selain meminimalisir tingkat kejahatan yang kerap terjadi di lingkungan pasar, pembayaran non tunai juga lebih praktis dan efisien sebab tidak lagi direpotkan dengan membawa uang secara tunai apalagi dengan jumlah yang banyak,” kata Susanti. (Sukri)