MAGELANG JATENG, Suara Jelata – Warga Desa Balesari Kecamatan Windusari Kabupaten Magelang melaksanakan kegiatan Karnaval Tujuhbelasan yang diikuti segenap warga dari tiap-tiap RT dari seluruh desa, Minggu (27/08/2023). Kegiatan tersebut dalam rangka memeriahkan peringatan HUT Ke-78 Kemerdekaan RI tingkat Desa Balesari.
Menurut Ketua Panitia Kegiatan, Rudi Dermawan, kegiatan ini sebagai ajang kegembiraan sekaligus menunjukkan kreativitas masyarakat dalam mengusung tema karnaval masing-masing.
“Banyak kreativitas yang ditampilkan dan dilihatkan kepada masyarakat dengan berjalan menyusuri rute yang sudah kami tentukan,” kata Rudi.
Karnaval ini ternyata juga dijadikan ajang untuk mengungkapkan aspirasi warga Balesari. Salah satunya tema “Korupsi” yang diangkat oleh warga Dusun Lempongsari RT 02 RW 05 Balesari.
Kelompok dusun ini menampilkan berbagai kreasi untuk mengungkapkan kritik terhadap pemerintah desanya dengan seni teatrikal yang “menyindir”. Ada “Buto Ijo” dengan tulisan “Suk-sukan dina Wage, sing korupsi wetenge gedhe” (berdesakan di hari Wage, yang korupsi perutnya besar/buncit, red).
Mereka juga mengusung “Keranda” bertuliskan “Eling mati, ojo mung eling korupsi” (Ingat mati, jangan hanya ingat korupsi, red). Serta beberapa sosok “pocong” dan “tuyul” yang menebar uang sebagai gambaran “membeli suara” rakyat demi jabatan. Juga “Ogoh-Ogoh” berkepala raja rimba dengan tulisan “Efek magang tuku suara, Korupsi ra kira-kira” (Efek magang beli suara, korupsi tidak tak perhitungan, red).
“Kami melihat selama sepuluh tahun terakhir, tidak ada kemajuan yang bisa dirasakan masyarakat, baik pembangunan fisik maupun non fisik. Padahal menurut kami, semua desa pasti mendapat kucuran dana dari pemerintah pusat dan daerah untuk pembangunan. Jadi masyarakat menduga ada dana yang dikorupsi oleh oknum di pemerintah desa kami, maka kami mengungkapkan dugaan melalui karnaval ini,” kata Sigit pemimpin kelompok Lempongsari. (N)