KOTA MAGELANG JATENG, Suara Jelata – Walaupun bukan hasil budaya asli Indonesia, tetapi radio memberi pengaruh besar terhadap sejarah bangsa Indonesia, serta mendukung perkembangan budaya di tanah air. Sebagai contoh perkembangan musik atau kesenian tradisional yang cepat terpublikasi kepada masyarakat luas berkat disiarkan melalui radio.
Demikian disampaikan Ketua Dewan Kesenian Kota Magelang (DKKM) Muhammad Nafi dalam sambutan pengantar acara pembukaan pameran bernuansa tempo doeloe, “Lawasan Saklawase”, Kamis (28/09/2023). Pameran yang mengangkat tema “Romansa Radio” itu digelar di Loka Budaya Soekimin Adiwiratmoko, Jalan Aloon-Aloon Selatan No. 9, Kota Magelang tanggal 28 September hingga 1 Oktober 2023.
Muhammad Nafi mengatakan sebagai warga negara yang baik, tentu akan menjaga hal yang baik yang dilakukan para pendahulu. Salah satunya adalah gelaran yang bernuansa kuno yang mengisi relung-relung yang kosong sejak tidak adanya kegiatan “Magelang Tempo Doeloe”.
“Maka dilaksanakan kegiatan-kegiatan yang terus mewadahi para pecinta lawasan dari beragam koleksi mereka masing-masing. Untuk kali ini dengan ‘Romansa Radio’, untuk ke depan mungkin berbeda tema yang diangkat,” ujar Nafi.
Rangkaian kegiatan Pameran Lawasan Saklawase jilid satu ini ada beberapa agenda setiap harinya. Usai pembukaan ada Kumpul Penyiar Lawas, kemudian pada hari kedua, Jumat (29/09/2023) petang, disuguhkan Monolog, Naskah Drama Radio “Jagading Lelembut” dan Ngobrol Sandiwara Radio “Trinil”.
Untuk hari ketiga, Sabtu (30/09/2023) pukul 15.30 WIB bakal dilaksanakan Mlaku Magelng, dilanjutkan Musik Senja, dan Koes Plus bersama Fourmen Plus. Kemudian hari Minggu (01/10/2023) pukul 15.30 WIB Ngobrol Sejarah Radio.
Pameran ini diharapkan mampu mengenalkan radio kepada kaum muda. Sekaligus nuansa bernostalgia bagi kaum tua. Mengingat radio saat moncer di zamannya, memberi banyak arti dalam kehidupan masyarakat.
Lewat suguhan lagu-lagu berbagai irama, sajian wayang kulit semalam suntuk, drama radio, hingga sandiwara radio yang berserial dan digandrungi masyarakat.
“Sebut saja dulu ada drama radio Jagading Lelembut, sandiwara Butir-Butir Pasir di Laut, Brama Kumbara, Tutur Tinular, Trinil, juga acara ‘Maca Buku’ yang berisi pembacaan buku cerita,” ujar salah satu pengunjung.
Dalam pameran “Lawasan Saklawase” ini juga diikutsertakan kegiatan Dol Tinuku Radio (kuno), Kuliner Djadoel, Klithikan, dan Irama Tempo Doeloe.
Acara pembukaan berlangsung santai dipandu Bagus Prijana “Gubernur” Kota Toea Magelang, dihibur oleh penampilan musik dari Kerontjong Ringkes Kliwonan, dan pembacaan puisi oleh penyair Hudi Danu Wuryanto.
Pameran dibuka resmi oleh Mbilung Sarawita (Pakde Mbilung), dihadiri oleh seniman Danu Sang Bintang, dan seniman lain, para perupa, awak media dan sejumlah anggota Komoenitas Kota Toea, serta para pecinta lawasan. (Nar)