Film Pendek “Menanti Fajar” Diluncurkan, Kisahnya Penuh Pesan Moral

Sutradara dan Youtuber kawakan sepesial film pendek Donny Firmansyah (bertopi) bersama Moh Faiq dan Pujisih Rekno Anjangsari. (foto: Alamsyah)

KUDUS JATENG, Suara Jelata Sutradara dan Youtuber kawakan sepesial film pendek Donny Firmansyah meluncurkan film berjudul “Menanti Fajar”. Terkait launching fim tersebut, dia mengundang para awak media yang tergabung dalam organisasi Sekber Wartawan Indonesia DPD (SWI) Kudus di Cafe 1000 Merpati, Desa Pedawang, Kecamatan Bae, Kabupaten Kudus, Kamis (28/12/2023).

Pemilik Production House (PH) Original Film Independent, Donny Firmansyah mengatakan pembuatan film tersebut berawal dari pertemuan yang tidak disengaja dengan pemilik Pondok Kampung Sendang Sedayu Al Achsaniyah, Moh Faiq yang juga pemilik cafe tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Dua kali saya sengaja datang di café ini dalam bermaksud ingin mengenal lebih dekat owner café ini. Saya tertarik sebagai lokasi syuting sebuah film di sini,” ujar Donny

Ternyata pucuk di cinta ulam pun tiba, keduanya dipertemukan di café itu, dan membicarakan tentang sebuah gagasan.

“Ada kisah nyata tentang anak yang punya kebutuhan khusus (autis) di pondok beliau. Kisah itu menarik untuk diangkat menjadi sebuah film,” lanjut Donny.

Masih di tempat yang sama pimpinan Pondok Kampung Sedayu Al Achsaniyah sekaligus pemilik Cafe 1000 Merpati ini, Moh Faiq, membenarkan apa yang di terangkan Donny.

“Sebenarnya ide dan gagasan berdirinya pondok ini berawal dari saya perjalan pulang mondok dari luar Jawa. Di sepanjang perjalanan saya selalu dibukakan mata, ditunjukkan oleh Yang Maha Kuasa bahwa anak penyandang kebutuhan khusus ini sangat perlu sentuhan hati dari orang-orang yang benar-benar punya kepedulian, empati terhadap mereka, dari situlah akhirnya saya dirikan pondok,” terangnya.

“Dari salah satu santri saya yang bernama Dino Pratama Putra asal dari Jombang Jawa Timur anak dari Ibu Mira, orang tua tunggal yang berhasil dengan karir usahanya punya anak Dino yang berkebutuhan khusus dan Salsabila adiknya adalah anak yang normal. Ternyata dari kesuksesan pekerjaan Ibu Mira sempat mengalami percobaan bunuh diri karena keputusasaannya punya anak autis,” lanjut Faiq.

“Setelah membaca artikel tentang pondok ini barulah Ibu Mira menitipkan anaknya ke sini. Kisah nyata inilah yang menginspirasi saya untuk kita jadikan film pendek,” ungkapnya.

Sementara pemeran utama wanita film “Menanti Fajar”, Pujisih Rekno Anjangsari menuturkan, begitu dirinya disodori skenario film pendek kisah itu oleh sutradara Donny Firmansyah, tanpa pikir panjang dia setuju.

“Saya hanya berpikir, berapa banyak pesan moral di film ini, jangan ada jarak antara anak berkebutuhan khusus dengan kita orang yang diberi anugerah Allah dalam kondisi psikis dan fisik normal. Di sinilah ada tantangan khusus bagi saya, maka saya bertekad harus bisa menjiwai peran ini,” tuturnya optimis. (Als)

Dapatkan update berita pilihan setiap hari dari suarajelata.com.

Mari bergabung di Halaman Facebook "suarajelata.com", caranya klik link Suara Jelata, kemudian klik ikuti.