MAGELANG JATENG, Suara Jelata – Ratusan santri, ustadz, dan alumni Pondok Pesantren (Ponpes) di Kabupaten Magelang menyatakan dukungan kepada Pasangan Koalisi Indonesia Maju (KIM) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka pada Pilpres 2024.
Deklarasi Relawan tersebut digelar dalam Silaturahmi Jamaah Ponpes dan Majelis Taklim Al Azhari Punduhsari, Desa Tempurejo, Kecamatan Tempuran, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Selasa (09/01/2024).
Tokoh relawan Pasangan Koalisi Indonesia Maju (KIM) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, K.H. R. Mahfudz Chamid atau akrab disapa Gus Afud mengatakan untuk duet menteri pertahanan dan walikota Solo tersebut sangat relevan dengan kondisi saat ini meski dua kandidat pilpres lain juga bagus.
“Tiga calon semua baik. Di situ banyak ulama dan kiai, tapi NU lebih banyak mendukung 02,” kata Gus Afud dalam acara tersebut.
Menurutnya, program Prabowo-Gibran dinilai pro kemajuan umat Islam di Indonesia. Dalam deklarasinya, para ustadz dan santri di Kabupaten Magelang tersebut sepakat untuk berikhtiar dan berijtihad memenangkan Prabowo-Gibran dalam satu putaran menjadi pemimpin Indonesia selanjutnya.
Bukti keseriusan Prabowo-Gibran terhadap peran pendidikan berbasis agama salah satunya terlihat dari program dana abadi pesantren. Serta komitmen Islam moderat yang tidak ekstrem, bukan yang anti Pancasila, atau anti NKRI.
“Dana abadi pesantren itu yang benar-benar kita pegang untuk kesejahteraan santri. Itu yang membuat komitmen serta Islam Wasatiyah yang tidak ke kiri-kirian ekstrem,” tegas Gus Afud.
Hal tersebut, imbuh Gus Afud, sudah disampaikan saat pertemuan khusus Paslon Nomor 2 dengan kalangan ulama di Solo. Telah disepakati secara bersama-sama untuk menjadi semangat dan motivasi kemenangan satu putaran Paslon nomor urut 2 dalam Pilpres mendatang.
Secara khusus, Gus Afud berpesan agar semua relawan tidak kendor mengingat Jawa Tengah dan Yogyakarta menjadi ladang perjuangan berat. Karena merupakan kampung halaman dari dua kandidat Calon Presiden.
Namun demikian Gus Afud optimis kemenangan satu putaran dapat terwujud. Dengan perolehan suara maksimal melalui silaturahmi atau pertemuan masif dengan sejumlah elemen masyarakat berbagai daerah seperti Jatim hingga Sumatera.
“Jangan sampai kita kalah, pasukan santri dan warga Nahdliyin harus yakin,” tandasnya. (Nar)
