BeritaDAERAH

Sekda Kota Ternate Rapat Bersama DLH, Ini Pokok Bahasannya

×

Sekda Kota Ternate Rapat Bersama DLH, Ini Pokok Bahasannya

Sebarkan artikel ini

KOTA TERNATE MALUT, Suara Jelata Agenda kunjungan dan silaturahmi sekaligus rapat antara Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Ternate, Dr. H. Rizal Marsaoly, S.E., M.M. bersama pimpinan dan staf Dinas Lingkungan Hidup dan Persampahan (DLH) Kota Ternate berlangsung sore kemarin, Senin (19/02/2024).

Pada agenda tersebut, Sekda Kota Ternate Dr. H. Rizal Marsaoly dalam sambutannya menekankan beberapa hal penting terkait skema pengelolaan sampah. Dr. Rizal menyebutkan, sekalipun pihaknya telah membuat terobosan penting seperti penambahan armada guna memaksimalkan layanan angkutan sampah, namun lagi-lagi menurutnya belum memberikan hasil maksimal.

Scroll untuk lanjut membaca
Scroll untuk lanjut membaca

Ia mengungkapkan, dengan kehadiran Muhammad Syafei Baay, S.T., M.T. sebagai Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Persampahan, diharapkan dapat me-recovery multi permasalahan terkait persampahan.

Sekda Kota Ternate ini berharap, kehadiran sosok Muhammad Syafei, yang baru dilantik pada 7 Februari 2024 kemarin, bisa memberi warna tersendiri terkait penyelesaian sampah. Selain itu, Sekda juga meminta dukungan seluruh jajaran pimpinan di level Kepala Bidang (Kabid), Kepala Seksi (Kasi), Sekretaris Dinas dan seluruh pegawai baik struktural maupun fungsional termasuk PTT untuk berkolaborasi bersama mendukung program-program yang dibuat Kepala DLH.

“Saya berharap semua Kabid dapat diberdayakan sesuai tupoksinya, termasuk Kasi, Sekdis bahkan PTT sekalipun. Artinya, mereka semua punya peran yang bisa diandalkan untuk percepatan penanganan sampah,” ujar Dr. Rizal.

Diungkapkan Sekda, sebelumnya pihaknya mencermati ada semacam mis-komunikasi secara internal, juga ada kelemahan konsolidasi secara internal.

“Yang saya butuhkan adalah, saya tidak ingin lagi melihat sampah yang kemudian tidak terangkut di TPS. Kita tidak inginkan ini kemudian menjadi komoditas masyarakat untuk diekspos di Medsos. Mudah-mudahan ini bisa diatasi oleh Pak Syafei,” ucap Sekda Kota Ternate.

Lanjutnya Sekda menyampaikan, Pemkot Ternate akan menggelar Lomba TPS Terbaik khusus yang ada di dalam dan di luar kota. Hal itu, kata Dr. Rizal, guna memberikan edukasi sekaligus inspirasi kepada masyarakat terkait membangun kesadaran holistik masyarakat tentang perlunya penanggulangan masalah sampah.

Alasannya, menurut orang nomor tiga di jajaran Pemkot ini, setiap orang dari luar daerah ketika berkunjung ke Ternate, mereka punya versi penilaian sederhana terkait kebersihan kota.

“Cukup dengan melihat keberadaan TPS (Tempat Pembuangan Sampah), mereka sudah langsung menilai kinerja Pemkot dan jajarannya,” ujarnya.

Masalah BBM untuk Armada Angkutan

Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Persampahan Kota Ternate, Muhammad Syafei, S.T., M.T. kepada awak media ini usai agenda silaturahmi Sekda Kota, menyebutkan, salah satu masalah pokok dalam aktivitas pengangkutan sampah adalah BBM (Bahan Bakar Minyak).

Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Persampahan Kota Ternate, Muhammad Syafei, S.T., M.T. (foto: Ateng)

Ungkap Syafei, kebijakan Pemkot merubah Dexlite yang termasuk kategori non subsidi untuk kebutuhan pengoperasian alat berat perlu ditinjau kembali.

“Pada dasarnya pengoperasian alat berat masih tetap dibutuhkan khususnya di Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Hal ini telah saya sampaikan ke Pak Sekda Kota, bahwa di dokumen anggaran kita itu hanya tercantum Solar (bersubsidi) untuk pengoperasian armada angkutan. Padahal keberadaan alat berat di DLH butuh Dexlite non subsidi. Intinya, kita harus lakukan pergeseran anggaran mendahului perubahannya anggaran,” tandas Syafei.

Syafei menambahkan, dirinya bersama Kabid Persampahan telah bertemu SBM (Sales Branch Manager) PT Pertamina. SBM ini memiliki kewenangan mengatur kuota BBM.

“Maksud pertemuan ini adalah membicarakan penambahan kuota BBM. Berdasarkan laporan dari Bidang Persampahan, kuota BBM yang diberikan sebelumnya adalah 50 liter untuk setiap armada dalam tempo 3 hari pengoperasian. Sementara kebutuhan dalam waktu yang sama itu butuh 120 liter,” ungkapnya.

“Berdasarkan data pencatatan kebutuhan pelayanan tersebut, saya berpikir kalau bisa pada angka 150 liter. Ini untuk memaksimalkan layanan angkutan sampah,” tandas Syafei. (Ateng)