GOWA SULSEL, Suara Jelata – Dalam rangka memperingati hari bumi sangat banyak terlihat instansi, Lembaga yang melakukan aksi penanaman pohon di beberapa titik. Berbeda dengan organisasi Bentala Buana Indonesia (BBI), dalam tema yang sama melakukan aksi Gerakan Cabut Paku di pepohonan pinggir jalan Syech Yusuf Sungguminasa, Gowa, Senin (22/04/2024).
Organisasi yang baru saja mendeklarasikan diri pada tanggal 22 April 2024 ini, melakukan aksi cabut paku di pohon yang sering dijadikan tempat pemajangan alat peraga kampanye oleh oknum yang nekat.
Salah satu Founder Bentala Buana Indonesia, Andy, menyebutkan hal tersebut patut menjadi perhatian pemerintah dan penyelenggara Pemilu dan pihak terkait. Bila perlu dibuatkan kekuatan hukum untuk pelarangan memaku pohon untuk pemasangan alat peraga kampanye.
“Perilaku memaku pohon jelas merupakan perbuatan tidak terpuji. Sebab, dampaknya membuat kambium di dalamnya rusak, rentan terkena penyakit kemudian pohon itu mati. Bagian pohon yang dipaku menjadi cepat membusuk atau lapuk,” ujar Andy.
“Jika pohon mati, bukan hanya mengurangi produksi oksigen, tetapi pohon juga itu berpotensi roboh kemudian membahayakan orang atau pengguna jalan,” imbuhnya.
Ungkapan Andy itu dipertegas lagi oleh Asriandi, yang juga Founder BBI. Menurutnya aksi cabut paku ini terkesan sederhana bahkan sepele di mata sebagian orang. Tapi pihaknya yakin dan percaya bahwa gerakan ini mampu memberikan umur yang lebih panjang terhadap setiap pohon terdampak.
“Itu artinya, kita telah memberikan nafas panjang bagi kehidupan bumi dan manusia,” tukasnya.
Duta Baca Sulsel, Ramlah Rara mengatakan, aksi ini salah satu gerakan Literasi Inklusi, di mana para pegiat literasi bukan cuma sekedar membaca saja.
“Tetapi, bagaimana hasil bacaannya bisa terimplementasi dalam kehidupan sehari-hari. Dan gerakan cabut paku adalah gerakan Literasi Lingkungan,” kata Rara.
Founder BBI yang lain, Firdaus, mengatakan bahwa gerakan mencabut paku adalah gerakan sederhana dan kecil, tapi manfaatnya luar biasa. Karena mencabut paku berarti mencabut luka dan menyelamatkan kehidupan.
Aksi BBI ini direspon langsung oleh Bupati Gowa Dr. Adnan Purichta Ichsan, S.H., M.H. Hal ini tampak di-repost-nya postingan salah satu Founder BBI yakni Ramlah Rara oleh Bupati Gowa, Adnan.
“Bayangkan saja dalam tiap pohon itu rata-rata terdapat 7 batang paku yang tertancap, hanya butuh beberapa pohon untuk mengumpulkan sekilo paku,” tulisnya.
Semoga gerakan ini bisa memantik banyak pihak untuk bersama-sama mencabut paku untuk menyelamatkan kehidupan pohon. Diharapkan pula, oknum yang memasang baliho, gambar, iklan, dan lainnya tidak lagi menggunakan pohon sebagai tempatnya, apalagi memasang dengan cara dipaku di pohon. (Wahyuni)