BeritaDAERAHPENDIDIKAN

Ruang Juang Magelang Gelar Festival Literasi

×

Ruang Juang Magelang Gelar Festival Literasi

Sebarkan artikel ini
Tanto Mendut menjadi salah satu pemateri dalam Festival Literasi yang digelar Ruang Juang, di Cafe Kopi Kalahari Bayanan Desa Bulurejo Kecamatan Mertoyudan Kabupaten Magelang, Minggu (30/06/2024). (foto: Narwan)

MAGELANG JATENG, Suara Jelata Ruang Juang Magelang bersama Magelang Book Party, dan Gabut Indonesia menggelar Festival Literasi dengan mengambil tempat di Cafe Kopi Kalahari, Bayanan, Desa Bulurejo, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang, Minggu (30/06/2024). Festival ini berisi Bazaar Buku, Diskusi Publik, Orasi, Baca Puisi, dan Pentas Musik.

Dalam Diskusi Publik menghadirkan tokoh-tokoh literasi yang sangat dikenal di bidangnya. Yaitu Panji Mulkillah dari Apatis (Aliansi Pendidikan Gratis), Eko Prasetyo (Founder Social Movement Institut), dan Tanto Mendut (Founder Komunitas Lima Gunung).

Scroll untuk lanjut membaca
Scroll untuk lanjut membaca

Acara ini juga disemarakkan dengan hadirnya Hendri dari Gabut (Give and be usefull to us), Muhammad Fathur Rohman dari Magelang Book Party. Hadir pula sejumlah awak media, penulis, dan puluhan pecinta literasi dan mahasiswa.

Hendri dari Gabut Indonesia menyuarakan terkait dunia pendidikan yang masih kurang mendapat perhatian serius dari pemerintah.

“Biaya pendidikan masih tinggi sehingga hanya kalangan berpunya yang bisa mengenyam pendidikan. Terlebih mereka yang masih di daerah 3T,” ujarnya.

Masalah pendidikan ini menimbulkan keprihatinan dan keresahan banyak pihak terutama komponen masyarakat yang memiliki kepedulian terhadap pendidikan dan generasi penerus. Hal itu pun dirasakan oleh kaum muda, seperti diungkapkan Koordinator Umum Ruang Juang, Enrille Championy Geniosa.

Enrille melalui orasinya mengungkapkan keprihatinan kaum muda Ruang Juang atas kondisi pendidikan di tanah air. Sehingga mengajak semua pihak untuk menghapus ketimpangan pendidikan di Indonesia.

Eko Prasetyo dalam orasinya mengatakan Magelang menjadi kota ketiga penyelenggara Festival Literasi. Sebuah acara yang mengajak banyak pihak untuk belajar cerdas, peduli pendidikan, dan berbudaya.

“Negeri ini mulai kehilangan imajinasi, literasi, dan nalar sehatnya. Di mana tidak ada calon pemimpin yang menawarkan pendidikan gratis, terutama bagi kaum miskin,” ungkapnya tegas.

Sementara pendiri Komunitas Lima Gunung, Tanto Mendut banyak mengulas terkait peradaban dan tingkat pemikiran bangsa. Pengalaman keliling dunia membuat semakin dalam pemahaman tentang literasi.

Rendahnya daya pikir dan pendidikan suatu bangsa dipengaruhi derajat literasi bangsa itu sendiri. Ketika derajatnya masih dalam kasta Kamadhatu, maka menjadi maklum bila nalarnya masih jauh ketinggalan.

“Namun itu harus dimaklumi dan bukanlah hal yang salah. Semua perlu ada kemauan untuk terus mendalami literasi dalam arti luas, tidak merasa cukup dengan apa yang sudah diketahui atau dilakukan,” ujar ‘presiden lima gunung’ ini.

Festival Literasi berlanjut dengan sesi tanya jawab antara peserta atau audiens dengan pemateri. Acara juga diselingi dengan pembacaan puisi, salah satunya oleh Muhammad Sodiq Amrullah dari Magelang Book Party. (Nar)