BeritaDAERAHPENDIDIKAN

Rencana KBM di Daerah Terdampak Banjir, Begini Penjelasan Kadisdik Kota Ternate

×

Rencana KBM di Daerah Terdampak Banjir, Begini Penjelasan Kadisdik Kota Ternate

Sebarkan artikel ini
Kepala Dinas Pendidikan Kota Ternate Muchlis S. Djumadil, S.E., M.Si. saat diwawancarai awak media, Senin (02/09/2024). (foto: Ateng)

KOTA TERNATE MALUT, Suara Jelata Musibah banjir bandang yang melanda Kelurahan Rua Kecamatan Pulau Ternate turut berdampak pada belum terlaksananya kegiatan pembelajaran secara normal. Diketahui sampai saat ini, gedung SD Negeri 66 Kelurahan Rua masih dimanfaatkan sebagai Pos Pengungsian.

Mencermati persoalan tersebut, Dinas Pendidikan Kota Ternate pada Senin (02/09/2024), kemarin menggelar rapat di ruang Kepala Dinas Pendidikan. Rapat yang dipimpin langsung Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik), Muchlis S. Djumadil, S.E., M.Si tersebut turut dihadiri para Kepala Bidang di lingkup Dinas Pendidikan (Disdik). Selain itu, rapat juga dihadiri Kepala SD Negeri 66 Rua.

Scroll untuk lanjut membaca
Scroll untuk lanjut membaca

Ditemui usai memimpin rapat, Muchlis mengatakan Disdik telah mendata terkait keberadaan siswa baik jenjang SD maupun SMP yang terdampak musibah banjir. Dikatakan, berdasarkan hasil pendataan ada dua siswa SD Negeri 66 yang meninggal dunia pada peristiwa naas tersebut.

“Kami juga mendata terkait keberadaan orang tua para siswa baik SD maupun SMP yang menjadi korban atas musibah tersebut. Tidak sebatas itu, rumah yang rusak ambruk yang ditempati oleh para siswa tersebut juga tak luput dari pendataan,” ujar Muchlis.

Kadisdik Kota Ternate ini menyebutkan, dampak dari kerusakan rumah itu juga berakibat pada hilangnya dokumen penting milik siswa. Dokumen tersebut berupa ijazah, akta kelahiran dan lainnya.

Terkait masalah ini, Kadisdik menyebutkan, Dinas Pendidikan siap memproses keterangan terkait hilangnya ijazah atau berkas penting atau berkas penting lainnya.

Dikatakan Muchlis, Disdik telah mengambil langkah untuk keikutsertaan 60 orang siswa pada proses belajar mengajar yang direncanakan menggunakan sarana mushala dan rumah Kepsek.

“Ada 18 anak yang tinggalnya di Kastela, sekolah awalnya adalah SD Negeri 66, kita tetapkan mereka nanti bersekolah di SD Negeri 58 Kastela. Sedangkan yang berada di Rua, proses KBM-nya menggunakan sarana Mushala,” ungkap Muchlis.

Lanjut Kadisdik, keberadaan anak yang bersama orang tuanya berada di Pos Pengungsian lantaran rumahnya rusak berat (ada 18 anak), proses KBM mereka tetap berlangsung di Pos Pengungsian.

Terkait bantuan dalam bentuk uang tunai, menurut Muchlis, telah dikumpulkan bantuan tersebut yang bersumber dari Kepsek, guru dan pegawai Dinas Pendidikan. Sasaran bantuan ini nantinya tidak untuk warga terdampak, tetapi prioritasnya untuk mendukung penyelenggaraan KBM seperti membeli buku.

“Jika ada lebihnya kita akan fokus untuk pakaian seragam siswa. Nantinya juga ada santunan kepada guru atau siswa yang meninggal dunia, sekalipun siswa yang meninggal itu orang tuanya ada,” cetus Kadisdik.

Muchlis mengatakan, jika ada bantuan dari setiap sekolah yang sasarannya ke warga terdampak musibah, itu adalah berkat instruksi langsung dari dirinya selaku Kepala Dinas Pendidikan. (Ateng)