KOTA TERNATE MALUT, Suara Jelata – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Ternate tetap konsisten melakukan pelayanan terbaik sesuai tugas pokok dan fungsi (Tupoksi) dinas. Pelayanan tersebut terkait penanganan persampahan bagi masyarakat di Kota Ternate.
Kepala DLH Kota Ternate, Muhammad Syafei Baay, S.T, M.T. kepada awak suarajelata.com, Kamis (03/10/2024) mengatakan, soal penanganan sampah tersebut akan terlayani semaksimal mungkin. Meskipun dalam pelaksanaan terkadang terjadi keterlambatan, semisal pengisian BBM.
“Keterlambatan ini dipicu oleh jumlah stok yang terbatas hingga berdampak pelayanan angkutan sampah ikut tertunda. Namun, itu tidak harus butuh interval waktu yang lama, paling lambat sehari atau dua hari,” ujar Syafei.
Menurut Kadis DLH ini, dalam konteks membangun kemitraan antara DLH dengan kecamatan dan kelurahan yang notabene diberi kewenangan dalam pengelolaan dan pengoperasian armada roda tiga. Syafei mengatakan, itu menjadi bagian yang tak terpisahkan dari pelayanan Pemkot Ternate kepada masyarakat.
Intinya menurut Kadis, sekalipun dikelolah oleh kecamatan dan kelurahan, tapi koordinasi dan teknis terkait sistem pengelolaan sampah tetap berada di bawah DLH.
“Kita menginginkan koordinasi, komunikasi DLH dengan kecamatan dan kelurahan harus dilakukan secara baik demi penguatan pelayanan kepada masyarakat,” ujarnya.
Disebutkan Syafei, sesuai program Pemkot yakni Proyek Perubahan “Gerakan Si Lisa” yang di-launching baru-baru ini. Saat ini DLH mulai fokus pada gerakan pengurangan sampah.
Program Si Lisa ini menurut Syafei menjadi satu bagian utuh dan tidak terpisahkan dari regulasi aturan persampahan. Regulasi dimaksud adalah Peraturan Daerah (Perda) Nomor 1 Tahun 2013 yang mengatur Pengelolaan Sampah.
Substansi Perda ini juga mengatur terkait sangksi pidana pelanggaran dalam pengelolaan sampah. Selain itu terdapat juga Perwali Nomor 22 Tahun 2022 tentang Pengurangan Penggunaan Kantong Plastik.
Agenda launching pada beberapa hari kemarin di mana DLH sebagai leading sector akan berkoordinasi dan berkolaborasi bersama. Hal itu untuk memastikan regulasi tersebut bisa terimplementasi, terlaksana dengan baik hingga nantinya tercipta pelayanan terbaik untuk masyarakat.
“Kita bertekad terkait pengurangan sampah ini harus dilakukan secara terus menerus dan berkelanjutan. Tahapan awal itu baru ada 3 kelurahan. Tapi, ada juga 3 kelurahan lain yang juga pingin ikut sebagai pilot project program pengurangan sampah,” tukasnya.
Program Kampung Iklim
Saat ini menurut Kadis Lingkungan Hidup Kota Ternate, Muhammad Syafei, Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan lagi melakukan pendataan di setiap kelurahan. Pendataan ini terkait dengan Program Kampung Iklim.
Secara spesifik, program ini berkaitan dengan pengelolaan sampah, upaya menjaga kelestarian sumber air, mencegah terjadinya polusi udara termasuk penciptaan lingkungan yang hijau dan asri.
“Melalui program ini kita akan lebih komprehensif mendorong masyarakat untuk menjaga lingkungan serta bersikap ramah dan cinta lingkungan,” tandasnya.
“Insya Allah program ini bisa berkelanjutan baik untuk jangka menengah maupun jangka panjang. Moga pula untuk jangka menengahnya di tahun 2030 Kota Ternate kita dorong untuk bisa memproduksi sampah mendekati Nol Persen atau Ternate Zero Waste,” sambung Syafei.
Kondisi TPA Mulai Stabil
Tidak bisa dipungkiri penanganan sampah di TPA saat ini secara umum masih ribet. Sekalipun program pengurangan sampah mulai gencar dilakukan.
Diketahui kondisi TPA di Kelurahan Takome pada beberapa hari kemarin sempat menyisakan masalah terkait rusaknya peralatan.
“Kita tak lupa mengucapkan terimakasih kepada Dinas PUPR yang telah mendatangkan satu unit ekskavator. Untuk yang dimiliki DLH, insya Allah hari ini sudah selesai diperbaiki. Dengan pemanfaatan dua unit alat berat ini bisa menjawab krisis kebutuhan alat. Keberadaan alat berat ini bisa juga menjawab kondisi TPA yang benar-benar darurat,” tutup Syafei. (Ateng)