MAGELANG JATENG, Suara Jelata – Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Windusari Kabupaten Magelang mengadakan Pelatihan Pembuatan Pupuk Organik menggunakan Metode Kascing. Pelatihan diikuti oleh 23 petani Windusari, bertempat di BPP setempat, Selasa (15/10/2024) pagi.
Menurut Penyuluh Pertanian Kecamatan Windusari, Wahyudi, S.S.T., Kascing adalah bekas media pemeliharaan cacing tanah beserta casting atau kotoran cacing tanah yang dapat dimanfaatkan sebagai pupuk.
“Karena Kascing ini merupakan bahan organik yang dapatmemperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah, karena selain mengandung unsur-unsur hara yang siap diserap tanaman,” ujarnya.
Dijelaskan Wahyudi, cacing yang digunakan adalah jenis lumbricus rubellus. Jenis cacing ini sangat cocok dibudidayakan dengan media kotoran hewan (kohe) ternak baik sapi maupun domba.
Dengan memanfaatkan budidaya cacing, lanjutnya, maka kohe akan diurai dalam waktu kurang dari satu bulan.
“Hal ini menjadi lebih efektif dibandingkan dengan metode pembuatan pupuk organik konvensional, yang memerlukan waktu berbulan bulan ataupun yang menggunakan alat pencacah pupuk organik,” jelas Wahyudi.
Selain menghasilkan pupuk organik, Kascing yang berkualitas dengan sistem ini petani juga bisa memanen cacing untuk dijual. Cacing dengan kandungan protein mencapai 76% bisa dimanfaatkan untuk industri farmasi, kosmetik dan pakan ternak/ikan.
Sementara itu, narasumber dari Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Magelang, Edy Gudani, S.P. menerangkan pentingnya kegiatan usaha tani yang ramah lingkungan berkelanjutan dan menghasilkan pangan sehat. Menurutnya, salah satu komponen produksi pertanian yang dibutuhkan adalah pupuk.
“Mahalnya pupuk kimia dan dampak buruk yang diakibatkan menjadikan pupuk organik sebagai sesuatu hal yang wajib digunakan oleh petani,” kata Edy.
Dengan menggunakan pupuk organik yang berkualitas maka sifat fisik, biologi dan kimia tanah akan lebih baik. Tanah yang sehat dan subur menjadi kunci peningkatan produktivitas pertanian.
“Pupuk Kascing direkomendasikan oleh penyuluh pertanian. Karena berdasarkan pengalaman penggunaannya lebih efisien dan langsung bisa diserap oleh tanaman,” pungkas Edy. (Nar)
