BeritaDAERAHLifestyle

Kelurahan Salero Pilot Project Pengelolaan Sampah dan Pengembangan Ecobrick

×

Kelurahan Salero Pilot Project Pengelolaan Sampah dan Pengembangan Ecobrick

Sebarkan artikel ini
Produk ecobrick kursi sofa, inovasi masyarakat Kelurahan Salero (kiri). Kepala Kelurahan Salero, Kalsum, S.Pi. (kanan). (foto: Ateng)

KOTA TERNATE MALUT, Suara Jelata Kelurahan Salero, Ternate Tengah, Kota Ternate saat ini diberikan kepercayaan oleh Pemkot Ternate melalui Dinas Lingkungan Hidup sebagai pilot project pengelolaan sampah. Selain kelurahan ini, terdapat juga Kelurahan Kayu Merah, Ternate Selatan dan Kelurahan Maliaro Ternate Tengah.

Atas kepercayaan yang diberikan tersebut, saat ini pula berbagai terobosan dalam bentuk kerja-kerja inovatif dan kreatif terus dilakukan. Banyak sudah hasil yang dicapai. Terpenting dari itu, kerja-kerja inovatif dalam penanganan dan pengelolaan sampah tersebut berdampak secara ekonomis kepada masyarakat.

Scroll untuk lanjut membaca
Scroll untuk lanjut membaca

Diwawancarai awak suarajelata.com, Rabu (16/10/2024), Kepala Kelurahan Salero, Kalsum, S.Pi mengatakan, terobosan awal yang dilakukan olehnya adalah membentuk kader ramah lingkungan. Tugas para kader ini adalah melakukan sosialisasi ke rumah-rumah warga. Kegiatan ini melibatkan juga lurah dan staf DLH (Dinas Lingkungan Hidup) Kota Ternate.

“Alhamdulillah ada respon baik dari warga. Kader ini bertugas melakukan sosialisasi dan edukasi terkait sampah dan bagaimana memilah sampah berdasarkan jenisnya. Setelah pemilahan ini, sampah yang katagorinya organik dibuat menjadi kompos. Kemudian yang non organik didaur ulang menjadi bahan baku kursi sofa,” ujar Kalsum.

Sejalan dengan program penanganan sampah dan pengurangan sampah oleh Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Ternate, Muhammad Syafei, Pemerintah Kelurahan Salero sejak Agustus 2024 membuat program pendataan rumah tangga. Pendataan ini terfokus ke 50 rumah yang menjadi sampel rujukan. Ini untuk mendapatkan data otentik terkait jumlah produksi sampah berdasarkan jenis.

“Dengan mengetahui prosentase jumlah produksi sampah rumah tangga tersebut, selanjutnya sampah-sampah tersebut dipilah kemudian ditimbang untuk mendapatkan data akurat terkait produksi sampah setiap rumah tangga.

Mengolah Sampah Menjadi Ecobrick

Menurut Kalsum, sampah adalah sesuatu yang kompleks. Penanganannya juga terbilang rumit. Persoalannya adalah bagaimana merubah mindset masyarakat yang selama ini menganggap sampah adalah sesuatu yang kotor dan jorok.

Berdasarkan informasi dari berbagai sumber literatur maupun di google, di sejumlah kota besar di Indonesia, sampah tidak lagi menjadi dilema pembangunan. Sampah telah dikelola cukup dengan bermodalkan inovasi dan kreativitas.

“Kami telah mengelola sampah menjadi produk ecobrick. Salah satu di antaranya yang telah dijalankan di Kelurahan Salero adalah sampah non organik berupa bekas botol air mineral telah dimanfaatkan menjadi bahan baku pembuatan kursi sofa,” ungkap Kalsum.

Produk kursi sofa ini menurut Kalsum sangat diminati oleh masyarakat. Harganya juga sangat terjangkau. Per set-nya dibandrol dua juta rupiah.

Seiring dengan tuntutan kebutuhan dan selera masyarakat, kursi sofa bikinan warga Salero ini akan dirancang sesuai dengan itu.

“Kita lagi merancang model kursi sofa yang ada sandarannya. Intinya kita bukan lagi mengurus sampah tapi dengan sampah kita manfaatkan untuk menunjang peningkatan ekonomi keluarga,” tandasnya.

Disebutkan Kalsum, selain pemanfaatan sampah untuk ecobrick, ada juga sosialisasi terkait praktik membuat kompos. Selain itu sampah dalam bentuk sachet aluminium foil dari kopi kemasan dan lainnya dijadikan bahan baku pembuatan keranjang belanja untuk kaum ibu.

Cegah Perilaku Buang Sampah ke Laut

Pemanfaatan sampah untuk ecobrick yang berdampak pada pengurangan sampah ini juga punya kontribusi untuk kesehatan manusia. Menurut Kalsum, sampah-sampah plastik yang dibuang ke laut secara serampangan dapat berakibat buruk untuk kesehatan manusia.

“Sampah plastik yang dibuang ke laut menjadi santapan ikan-ikan di perairan. Ketika manusia mengkonsumsi ikan tersebut maka akan terkontaminasi mikroplastic yang memperburuk kesehatan tubuh.

Diketahui terobosan melalui kerja-kerja inovatif dalam hal pemanfaatan sampah yang dilakukan oleh kader ramah lingkungan, masyarakat dan Pemerintah Kelurahan Salero ini turut pula menginspirasi masyarakat dan pemerintah kelurahan lain. (Ateng)