KOTA TERNATE MALUT, Suara Jelata – Masyarakat Kelurahan Tabam Kecamatan Ternate Utara, Kota Ternate rupanya sudah hilang kesabaran. Pasalnya, sudah kurang lebih dua tahun menjabat, lurah mereka, Rahmat Amir, S.STP, M.Si sangat jarang berkantor.
Tak hanya itu, menurut keterangan yang disampaikan Rafik, salah satu tokoh masyarakat Kelurahan Tabam menyebutkan, dalam hal pelayanan di kantor juga tidak maksimal.
“Masyarakat selama ini tidak mendapatkan pelayanan yang semestinya saat bertandang ke kantor. Keperluan masyarakat terkait pembuatan Surat Keterangan misalnya, Pak Lurah selalu tidak ada (di kantor, red),” ujar Rafik kepada awak suarajelata.com, Jumat (27/12/2024).
Dikatakan Rafik, ketika staf atau pegawai kelurahan mau meminta tanda tangan Lurah, staf tersebut harus datang berurusan di rumah Lurah yang beralamat di Kelurahan Akehuda Ternate Utara.
Bahkan menurut Rafik, setiap hajatan masyarakat di kelurahan Tabam, Lurah Rahmat Amir tak pernah kunjung menghadiri.
“Dengan kinerja yang buruk tersebut hampir sebagian besar masyarakat tidak mengenal sosok lurah mereka,” tandasnya.
Tak hanya sebatas itu, Dana Partisipasi Pembangunan Kelurahan (DPPK) yang nilainya berkisar Rp 100.000.000 lebih, sampai saat ini diduga tidak ada kejelasan soal realisasi penggunaannya.
“Dana tersebut oleh Pak Lurah hanya dimanfaatkan untuk membeli tempat sampah berbahan plastik sebanyak 15 buah dengan harga sekitar empat jutaan lebih,” ungkap Rafik.
“Masyarakat Kelurahan Tabam meminta pertanggungjawaban demi transparansi realisasi penggunaan dana tersebut,” ujar Rafik pula.
Rafik menyebutkan, secara struktur di kantor lurah itu ada bendahara Kelurahan. Parahnya, sampai saat ini bendahara kelurahan tidak pernah pegang uang bahkan melihat uang tersebut pun tidak sama sekali.
“Insya Allah hari Senin awal pekan depan, masyarakat Kelurahan Tabam telah bersepakat melakukan aksi boikot Kantor Lurah. Mereka nanti bakal memalang pintu kantor. Selain itu mereka juga bakal meminta kebijaksanaan Walikota Ternate untuk mengevaluasi Lurah Tabam tersebut. Bahkan bila perlu mencopotnya,” tutup Rafik. (Ateng)