MAGELANG JATENG, Suara Jelata – Desa Banyuroto Kecamatan Sawangan Kabupaten Magelang terus berinovasi dalam pemanfaatan energi terbarukan dengan mengembangkan program biogas berbasis kotoran sapi. Hingga 2027, desa ini menargetkan pembangunan 100 unit digester biogas sebagai solusi energi ramah lingkungan. Senin (24/02/2025).
Ketua kelompok pengelola biogas, Yanto, mengungkapkan bahwa berbagai sumber pendanaan akan diupayakan untuk mencapai target tersebut.
“Kami akan mengajukan bantuan ke dinas terkait, menggunakan dana desa, atau mencari dukungan dari pemerintah pusat,” ujarnya.
Meski jumlah sapi di Banyuroto sempat mengalami penurunan akibat wabah penyakit mulut dan kuku (PMK), program biogas tetap berjalan lancar. Dari perkiraan 1.000 ekor sapi sebelum wabah, hanya sekitar 10 persen yang terdampak.
“Masih aman untuk pengelolaan biogas,” kata Yanto.
Saat ini, Banyuroto baru memiliki sekitar 50 unit digester biogas. Dengan jumlah sapi yang masih mencapai ratusan ekor, potensi pengembangan biogas di desa ini masih sangat besar. Idealnya, untuk 1.000 ekor sapi, diperlukan sekitar 500 unit digester agar manfaatnya lebih optimal.
“Setiap digester berkapasitas enam kubik membutuhkan kotoran dari dua ekor sapi. Artinya, jika kita ingin mencapai target yang lebih besar, perlu lebih banyak digester di setiap rumah tangga peternak,” jelas Yanto.
Komitmen Desa Banyuroto dalam memanfaatkan biogas sebagai energi alternatif mendapat apresiasi dari Kementerian Lingkungan Hidup. Desa ini dianugerahi penghargaan Proklim Lestari, sebuah penghargaan untuk desa yang aktif dalam upaya pengendalian perubahan iklim.
Banyuroto bukan satu-satunya desa di Kabupaten Magelang yang berkomitmen terhadap lingkungan. Dari total 372 desa dan kelurahan di Magelang, 127 desa telah mendapatkan predikat Desa Proklim dengan kategori Pratama, Madya, Utama, dan Lestari.
Dengan keberhasilan ini, Banyuroto diharapkan menjadi contoh bagi desa lain dalam mengembangkan energi terbarukan demi lingkungan yang lebih sehat dan berkelanjutan. (Nar)