MALUKU UTARA, Suara Jelata – Anggota Komite III DPD-RI dari Daerah Pemilihan Maluku Utara (Malut), Hasby Yusuf, S.E. memberi apresiasi terkait program Menteri Kebudayaan, Fadli Zon. Diketahui melalui Program Kebudayaan ini Maluku Utara menjadi sasaran starategi percepatan dan penguatan kebudayaan.
“Provinsi Maluku Utara masuk dalam pengembangan budaya bahari dan jalur rempah. Menurut saya, ini memiliki relevansi dengan karakteristik daerah kepulauan. Selain itu, program ini juga untuk penguatan sejarah dan identitas Maluku Utara sebagai negeri rempah dan punya kekayaan budaya bahari,” ujar Hasby Yusuf melalui akun media sosialnya.
Program yang digagas Menteri Kebudayaan ini memprioritaskan Benteng Kalamata di Ternate dan Benteng Tahula di Tidore masuk dalam sasaran Pelestarian Cagar Budaya Tahun 2025. Hasby juga mengusulkan Kedaton Kesultanan Bacan, Kedaton Kesultanan Jailolo dan Benteng Nassau di Moti sebagai program prioritas Kemenbud tahun depan.
Disebutkan Hasby, dalam perlindungan kebudayaan dan tradisi lokal, Kemenbud akan mengalokasikan anggaran museum di daerah.
“Setiap museum akan mendapat kucuran anggaran berkisar 1 hingga 2 miliar rupiah. Oleh karena itu kami berharap pengelola museum di Maluku Utara bisa melakukan standarisasi guna meraih peluang ini,” cetusnya.
Selain itu dalam program Rumah Budaya Indonesia (RBI) di luar negeri, ia juga mengusulkan perlunya memasukkan Pemkot Tidore untuk RBI Afrika Selatan dan Pemkot Ternate untuk RBI Filipina. Alasannya menurut Hasby, Tidore memiliki hubungan historis dengan Tuan Guru, Qaldi Kesultanan Tidore dan Komunitas Tidore di Cape Town Afrika Selatan. Sementara Ternate menurutnya berhubungan dengan Cavite Ternate di Filipina.
Lanjut Hasby, terkait Program Warisan Budaya Indonesia di luar negeri, ia mengusulkan memasukkan warisan budaya Ternate dan Tidore dalam pendataan khususnya di Belanda, Portugis dan Spanyol.
“Saya ingin Benda Budaya dan dokumen terkait Tidore dan Ternate di tiga negara tersebut harus di-repatriasi agar generasi Ternate dan Tidore bisa mengetahui dan memahami sejarah negeri mereka secara komprehensif,” tandasnya.
“Secara khusus saya juga menyampaikan salam dan undangan Sultan Tidore untuk kehadiran Menteri Kebudayaan Republik Indonesia, Pak Fadli Zon untuk menyampaikan pidato kebudayaan dalam Festival Kebudayaan Tidore bertepatan dengan Hari Jadi Tidore,” ujarnya.
Senator asal Maluku Utara ini mengusulkan Tidore bisa dimasukkan sebagai Kota Kebudayaan. Dasar Pikirnya adalah Tidore adalah bekas ibukota Irian Barat, termasuk memiliki sejarah rempah dan tradisi yang masih inheren terjaga. (Ateng)