KOTA TERNATE MALUT, Suara Jelata – Kondisi jaringan pipa distribusi HDPE (High Density Polyethylene) milik Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Air Minum Ake Gaale di RT 12 Kelurahan Sasa, khususnya area kampus UMMU dan Isdik Kie Raha yang akhir-akhir ini sering mengalami kebocoran, memantik keresahan warga setempat.
Diketahui, pecahnya jaringan distribusi tersebut telah menimbulkan kebocoran hingga berdampak air mengalir keluar hingga masuk ke rumah warga.
Dihubungi via WhatsApp, Pj. Direktur utama Perumda Ake Gaale, M. Syafei Baay, S.T., M.T. mengatakan, jaringan distribusi HDPE tersebut adalah hibah pakai dari Balai Wilayah Sungai (BWS) Provinsi Maluku Utara. Jaringan distribusi tersebut menurut Syafei telah dibangun lebih dari 10 tahun lalu oleh BWS. Perumda Ake Gaale dalam hal ini telah memanfaatkan sarana tersebut demi mensuplai air bersih ke kawasan selatan kota, khususnya daerah ketinggian.
“Dari sisi pemanfaatan jaringan distribusi tersebut, masih terdapat kendala berupa over pressure atau kelebihan tekanan pada jaringan distribusi,” ujar Syafei.
Over pressure ini menurut Syafei, berdampak pada seringnya terjadi kebocoran seperti yang dialami warga RT 12 Kelurahan Sasa. Menurutnya, permasalahan ini telah dikoordinasikan juga dengan BWS.
“Ada dua pilihan yang mengemuka dalam koordinasi tersebut. Pertama, kita melakukan rekayasa pemindahan sumber air yang tadinya dari bak Ngade belakang ke bak Ngade sebelumnya. Tetapi alternatif tersebut dipilih ke alternatif kedua yakni di ujung jaringan tersebut kita connecting dengan reservoar yang menuju ke Foramadiahi,” terang Syafei.
Harapannya, menurut Syafei, setelah connecting, tekanannya berkurang sepanjang area ketinggian tersebut. Namun hasilnya belum memuaskan. Diketahui, setelah connecting dilakukan ternyata masih ada tekanan yang belum menurun secara maksimal. Dampaknya masih juga terjadi kebocoran.
Mencermati permasalahan ini, pagi tadi, Senin (19/05/2025), Perumda menggelar rapat evaluasi. Pada rapat tersebut disepakati beberapa langkah yang segera diambil.
Dasar pikirnya adalah, area seputaran kampus UMMU dan Isdik Kie Raha Maluku Utara sering trouble (pecah dan bocor) oleh karena area tersebut adalah cekungan. Dengan kondisi ini ada kekuatan yang berlebihan di titik tersebut.
“Kita segera menambah beberapa sarana dengan tujuan untuk menghilangkan tekanan udara oleh karena area cekungan tersebut. Jadi intinya, ada udara yang terjebak di titik tersebut (berdasarkan analisa teknis),” ujar Syafei.
Pihaknya masih memberi kesempatan kepada teman-teman bagian distribusi untuk berkoordinasi dengan BWS. Upaya ini untuk mengambil langkah-langkah alternatif sekaligus tercapainya solusi komprehensif.
Kepada masyarakat yang mengeluhkan kebocoran ini, dimohon untuk bersabar. Menurut Syafei, permasalahan ini cukup kompleks.
“Kita harus mengambil langkah-langkah yang tidak menimbulkan biaya besar. Tetap kita secepatnya lakukan upaya pembenahan,” ujarnya.
Dikatakan, dengan permasalahan ini, perusahaan juga mengalami kerugian, disamping masyarakat kena dampaknya. Intinya, kita berharap ada kesabaran. Perumda menurutnya tidak tinggal diam. Ketika terjadi masalah tetap akan dianalisis sedetail pun bentuk permasalahannya termasuk mencari solusi secara teknis.
“Terkait adanya kerugian yang dialami warga, kami tak lupa meminta maaf. Jika ada komplen soal kerugian dan meminta ganti rugi, mohon disampaikan. Lagi-lagi ini bukan maunya kita, kita pingin secepatnya diselesaikan,” tutup Syafei. (Ateng)