BeritaDAERAH

FPM Galda Desak Pemda Halut Percepat Bentuk Tim Eksekutif

×

FPM Galda Desak Pemda Halut Percepat Bentuk Tim Eksekutif

Sebarkan artikel ini
Juru bicara sekaligus Ketua harian II FPM Galda, Isran Syukur. (foto: Ateng)

HALMAHERA UTARA MALUT, Suara Jelata Forum Perjuangan Masyarakat (FPM) Galela Loloda, Kabupaten Halmahera Utara, Provinsi Maluku Utara (Malut) saat ini terus giat memperjuangkan pembentukan Daerah Otonom Baru Galela Loloda (DOB Galda).

Diketahui, progres perjuangan pembentukan DOB Galda saat ini telah sampai ke petinggi elit Jakarta. Naskah akademiknya telah selesai disusun menyusul Pansus DPRD juga telah terbentuk sejak dua minggu sebelumnya. Kerja-kerja Pansus dalam hal membangun komunikasi dengan petinggi elit Jakarta juga terus digiatkan.

Scroll untuk lanjut membaca
Scroll untuk lanjut membaca

Dihubungi via WhatsApp, Kamis (29/05/2025), Juru bicara sekaligus Ketua harian II FPM Galda, Isran Syukur menjelaskan, pihaknya saat ini terus mendesak Pemda Halut untuk segera merespons dan membentuk Tim Eksekutif Pemda.

“Maksud pembentukan Tim ini adalah membantu memudahkan kerja-kerja pembentukan DOB Galda bersama Pansus. Pembentukan ini juga demi terciptanya sinergitas untuk perjuangan DOB Galda,” ujarnya.

Ditambahkan Isran, dengan terbentuknya Tim Eksekutif Pemda menandaskan semakin jelas perjuangan rakyat Galda baik dari segi efektivitas, parameter maupun target.

Pada satu sisi, ekspektasi masyarakat Galda terkait perjuangan DOB sangat tinggi. Masyarakat turut mendorong sikap pro aktif Pemda guna percepatan terbentuknya Tim tersebut.

“Waktu kita terhitung tinggal 3 bulan karena diagendakan pada Agustus 2025 moratorium bakal segera dicabut,” ujar Isran.

Ditanya terkait dasar pikir perjuangan pembentukan DOB, Isran mengatakan aspirasi terkait pencabutan moratorium dan perjuangan pembentukan DOB Galda adalah bukan aspirasi yang bersifat prematur. Aspirasi dan perjuangan ini telah dimulai sejak 2025.

Selain itu menurutnya, faktor rentang kendali berupa jarak yang jauh dua daerah tersebut ke ibukota kabupaten menjadi alasan mendasar untuk perjuangan DOB.

Dengan demikian jika DOB Galda terbentuk akan memberi dampak luas secara sosial ekonomi. Dengan begitu menurutnya, pelayanan publik, administrasi juga mobilitas sosial ekonomi warga akan lebih mudah.

“Saya optimis jika ini berhasil, Galda akan keluar dari keterisolasian, pembangunannya akan cepat berkembang, berdiri sama tinggi dan duduk sama rendah dengan daerah lain yang telah berkembang maju,” cetusnya.

Pada aspek historis, ungkap Isran, proklamasi kemerdekaan NKRI pada 1945, Galela menjadi titik episentrum perjuangan mendukung kemerdekaan NKRI tersebut. Sikap dukungan itu diwujudkan dengan pengibaran bendera merah putih sebagai lambang kebanggaan NKRI untuk yang pertama kalinya di Maluku Utara. Sikap dukungan perjuangan tersebut dipelopori oleh tokoh pejuang Yasin Gamsungi.

“Jadi sebelum daerah-daerah lainnya di Maluku Utara, menyatakan sikap dukungan atas NKRI, Galela telah lebih dulu melakukan itu,” tutupnya. (Ateng)