DAERAHPeristiwa

Demi Temui Kang Dedi Mulyadi, Remaja Asal Brebes Nekat Kayuh Sepeda Menuju Bandung

×

Demi Temui Kang Dedi Mulyadi, Remaja Asal Brebes Nekat Kayuh Sepeda Menuju Bandung

Sebarkan artikel ini

BREBES JATENG, Suara Jelata Sebuah video beredar di media sosial dan pesan berantai WhatsApp. Dalam video berdurasi 03.20 tersebut memperlihatkan seorang remaja mengayuh sepeda.

Diketahui, remaja tersebut bernama Adnan Prasetyo (15) berasal dari Kampung Baru, Desa Kalierang, Kecamatan Bumiayu, Kabupaten Brebes.

Scroll untuk lanjut membaca
Scroll untuk lanjut membaca

Ia nekat melakukan perjalanan seorang diri mengayuh sepeda menuju Kota Bandung untuk menemui Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi untuk meminta bantuan.

Sontak video tersebut menjadi viral di kalangan pengguna media sosial.

Dalam video yang beredar, Adnan terlihat berbincang dengan seorang warga yang menanyakan tujuannya.

Remaja itu kemudian berhenti sejenak dan menunjukkan secarik kertas berisi alamat kediaman Gubernur Jawa Barat. Seorang pendamping di lokasi membacakan alamat tersebut.

“Dek, mau ketemu siapa?” tanya seorang warga.

“Mau ketemu Pak Dedi Mulyadi, Gubernur,” jawab Adnan polos.

“Oh, dari mana?” tanya warga lagi.

“Dari Jawa Tengah,” balas Adnan.

“Jauh banget,” sahut warga.

Adnan mengaku hidup sebatang kara setelah ditinggal kedua orang tuanya. Saudaranya tinggal di Jakarta, tetapi ia tidak mengetahui alamat pastinya.

Karena kekurangan biaya untuk hidup dan sekolah, ia terpaksa putus sekolah saat duduk di kelas 2 SMP.

“Kalau tidak putus sekolah, sekarang saya sudah kelas 1 SMA,” ujar Adnan dengan sedih.

Tanpa bekal yang cukup, ia memutuskan mengayuh sepeda dari Brebes ke Bandung demi bertemu Dedi Mulyadi, berharap sang gubernur dapat membantunya.

Hingga berita ini diturunkan, belum ada konfirmasi apakah Adnan berhasil bertemu Gubernur Dedi Mulyadi atau mendapatkan pertolongan dari pihak terkait.

Seorang warga Kalierang yang enggan disebutkan membenarkan bahwa anak itu sebatang kara.

“Ayahnya entah ke mana, ibunya sudah meninggal, dan sempat diasuh kakek-neneknya. Namun, belakangan ini kakek-neneknya juga sudah tiada,” kata dia.

Sebelumnya, lanjut dia, Adnan sempat ditampung di Panti Asuhan Muhammadiyah. Di sana, semua kebutuhannya terpenuhi mulai dari makan, tempat tinggal, sekolah, bahkan uang saku harian.

“Tapi dia memilih pergi lagi. Mungkin jiwa mudanya gelisah, ingin merantau ke kota besar,” ujarnya. (Olam).