Sinjai, Suara Jelata–-Ketergantungan terhadap pupuk kimia dalam praktik pertanian telah menjadi tantangan serius bagi petani, khususnya di wilayah pedesaan seperti Desa Massaile, Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan.
Untuk menjawab persoalan tersebut, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Hasanuddin menggelar pelatihan pembuatan pupuk alami BIOSAKA yang ramah lingkungan dan berbasis tumbuhan lokal.
Kegiatan ini diinisiasi oleh Elsa Meilani, mahasiswa Program Studi Ilmu Kelautan, yang tergabung dalam program KKN Tematik Pemberdayaan Masyarakat Tahun 2025.
Pelatihan ini menjadi bentuk kontribusi nyata dalam mengenalkan alternatif pupuk alami yang murah, mudah, dan aman bagi lingkungan kepada masyarakat desa.
Pelatihan ini dilaksanakan di rumah Ketua Kelompok Tani Mapareng, Dusun Boddi, Desa Massaile, dan diikuti oleh sejumlah petani serta warga setempat.
Kegiatan bertajuk “Pelatihan Pembuatan Pupuk Alami BIOSAKA dari Tumbuhan Lokal untuk Pertanian Berkelanjutan” ini menjadi salah satu program kerja unggulan KKN yang bertujuan untuk mendorong kemandirian petani dalam mengelola lahan secara berkelanjutan.
BIOSAKA merupakan larutan hayati yang dibuat dari sari tumbuhan liar berdaun hijau sehat seperti rerumputan dan daun-daunan yang tumbuh di sekitar pekarangan rumah.
“BIOSAKA terbuat dari tumbuhan lokal yang tidak terkena hama atau penyakit, tidak beracun, dan sangat mudah ditemukan. Proses pembuatannya juga tidak memerlukan alat modern, hanya dengan teknik manual dan air bersih,” jelas Elsa Meilani, Koordinator Program KKN.
Berbeda dari pupuk kimia yang sering kali menimbulkan ketergantungan serta kerusakan tanah, BIOSAKA justru memperkuat ketahanan tanaman melalui proses alami.
Mengutip hasil penelitian Pertiwi (2022), BIOSAKA bekerja sebagai elisitor dalam sistem pertanian epigenetik sebuah teknologi yang dapat mengaktifkan sistem pertahanan tanaman secara alami tanpa mengubah susunan genetika.
Teknologi ini pertama kali dikembangkan oleh Muhammad Ansar, seorang petani dari Blitar pada tahun 2006, dan kini semakin dikenal luas sebagai solusi pertanian organik yang ramah lingkungan di berbagai wilayah Indonesia.
Selama sesi pelatihan, para peserta dibimbing untuk mengenali jenis tumbuhan yang memenuhi kriteria, serta diajarkan cara mengekstraknya menjadi larutan BIOSAKA menggunakan teknik sederhana.
Kegiatan ini dipandu langsung oleh mahasiswa KKN dibantu tokoh tani lokal, dengan suasana yang interaktif dan partisipatif.
Antusiasme peserta tampak jelas dari respons positif yang diberikan. “BIOSAKA ini mudah sekali dibuat, dan bisa langsung saya coba di kebun saya,” ungkap salah satu warga yang mengikuti pelatihan.
Lebih dari sekadar transfer pengetahuan, program ini menjadi tonggak awal pergeseran menuju pertanian mandiri dan berkelanjutan di Desa Massaile.
Dengan memanfaatkan sumber daya lokal yang tersedia di alam sekitar, BIOSAKA diharapkan mampu menjadi alternatif utama bagi petani dalam meningkatkan produktivitas sekaligus menjaga kelestarian lingkungan.
KKN UNHAS 114 Pelatihan BIOSAKA, Inovasi Pupuk Alami dari Tumbuhan Lokal di Desa Massaile Sinjai
