DAERAHOpini

Pemimpin Baik Berasal dari Pemilih yang Baik

×

Pemimpin Baik Berasal dari Pemilih yang Baik

Sebarkan artikel ini

OPINI

Azmi A Majid (foto : istimewa).

SUARA JELATA,- Pemimpin dan kepemimpinan yang sekarang menjadi trending topik yang berujung kemarahan publik terhadap kinerja pemimpin (Dewan Perwakilan Rakyat, Pejabat Publik) yang dinilai jauh dari harapan bahkan ada yang melukai hati rakyat.

Di mana rakyat berkutat keras hanya untuk makan besok, di sisi lain pejabat publik mempertontonkan dengan pongahnya kemewahan kemegahan.

Scroll untuk lanjut membaca
Scroll untuk lanjut membaca

Pemimpin adalah cerminan rakyatnya (pemilihnya)

Sebagai warga negara yang baik, kita tentu ingin  negara Indonesia menjadi negara yang berdaulat, maju ke arah yang lebih baik, aman, tenteram, sejahtera, adil dan makmur.

Kita tentu berharap banyak agar negeri ini dipimpin oleh orang-orang yang kompeten, berintegritas , yang dapat menjalankan roda pemerintahan.

Ketika kita menginginkan pemimpin yang baik, terlebih dahulu hendaklah kita melihat diri kita sendiri.

Mari kita renungkan dengan pikiran dan hati yang jernih arahan dari Alloh SWT

وَكَذَٰلِكَ نُوَلِّى بَعْضَ ٱلظَّٰلِمِينَ بَعْضًۢا بِمَا كَانُوا۟ يَكْسِبُونَ

Dan demikianlah Kami jadikan sebahagian orang-orang yang zalim itu menjadi penguasa bagi sebahagian yang lain disebabkan apa yang mereka usahakan.” (Al-An’am: 129).

Kita akan mendapatkan pemimpin yang zalim karena sebagian besar rakyatnya juga melakukan hal hal yang melalaikan kewajiban,berbuat zalim, berbuat kerusakan.

Oleh karena itu, sebelum harapan kita untuk mendapatkan pemimpin yang baik dapat terwujud, marilah kita bersama-sama introspeksi diri terlebih dahulu.

Pemimpin adalah cerminan pemilihnya.

Rakyat yang memiliki iman yang kuat, akhlak yang baik, dan semangat membangun yang tinggi akan menghasilkan pemimpin yang juga memiliki sifat-sifat itu.

Sebaliknya, jika rakyat memiliki moralitas yang rendah, pemimpin yang muncul dari kalangan tersebut mungkin akan menghadapi lebih banyak kritik dan tantangan dalam menjalankan pemerintahan yang sekarang terjadi.

Jangan harapkan mempunyai pemimpin yang tidak korupsi dan amanah jika rakyatnya masih mau disuap waktu pemilihan, jangan harapkan mempunyai pemimpin yang  baik jika jalan yang diperoleh adalah dengan tindakan yang buruk dari pemilihnya.

Apakah kita sudah menjadi rakyat yang baik? Apakah kita sudah berupaya memperbaiki diri kita ke arah yang lebih baik?

Apakah kita sudah menjadi rakyat yang layak untuk dipimpin oleh pemimpin yang baik? Apakah kita sudah memberikan dukungan dan membantu mewujudkan kemaslahatan di tengah masyarakat?

Apakah kita telah memberikan nasihat yang baik kepada pemimpin kita dengan cara yang baik?

Saatnya introspeksi diri, tidak perlu rakyat selalu menyalahkan pemimpin atau presidennya.

Semuanya itu bermula dari kesalahan rakyat itu sendiri. Jika rakyat suka korupsi, begitulah keadaan pemimpin mereka.

Jika rakyat suka “suap”, maka demikian pula keadaan pemimpinnya. Jika rakyat suka akan maksiat, demikianlah yang ada pada pemimpinnya.

Rubah Diri Rubah Pemimpin

Kita sangatlah mudan mendapatkan pemimpin yang baik, pemimpin yang mengayomi rakyatnya , jika kita tidak melakukan hal hal keji, tidak memilih pemimpin karena uang receh pada saat pemilihan, tidak berbohong berdusta , taat kepada agama dan akan memilih pemimpin dengan bertanggungjawab.

Ubah sekarang sudut pandang kita, kita baik maka akan punya pemimpin yang baik pula.

Semoga kita berubah menjadi baik, mendapatkan pemimpin yang baik.

Kebaikan seorang pemimpin akan dirasakan oleh seluruh rakyat dan negara. Sebab, jika pemimpin baik, kebijakan dan keputusannya akan membawa manfaat yang besar bagi umat.

Semoga….

Oleh : Azmi A Majid

_Dewan Pakar Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia ICMI Kabupaten Brebes_