DAERAH

Layanan Dasar Jadi Sorotan Positif, 67,2 persen Warga Brebes Puas terhadap Kinerja Bupati Paramitha

×

Layanan Dasar Jadi Sorotan Positif, 67,2 persen Warga Brebes Puas terhadap Kinerja Bupati Paramitha

Sebarkan artikel ini
Bupati Brebes Paramitha Widya Kusuma (kiri) menyalami warganya. (foto : ist).

BREBES JATENG, Suara Jelata Mayoritas warga Kabupaten Brebes menyatakan puas terhadap kinerja Bupati Paramitha Widya Kusuma dan Wakil Bupati Wurja selama tujuh bulan masa kepemimpinan mereka.

Hal ini terungkap dalam survei terbaru Charta Politika yang mencatat tingkat kepuasan publik mencapai 67,2 persen.

Scroll untuk lanjut membaca
Scroll untuk lanjut membaca

Survei ini menunjukkan optimisme tinggi masyarakat yang sejalan dengan kepuasan terhadap kemajuan layanan publik sejak kepemimpinan Bupati Paramitha dan Wakil Bupati Wurja.

Adapun, tingkat kepuasan publik tersebut berakar pada perubahan nyata di sektor pelayanan dasar seperti kesehatan, pendidikan dan pelayanan publik di lingkungan Pemerintahan Kabupaten Brebes mulai dari kelurahan hingga kecamatan.

Survei dilakukan pada periode 12–17 September 2025 terhadap 800 responden dengan margin of error ±3,46 persen, ditemukan 79,5 persen responden puas terhadap layanan kesehatan baik di RSUD, Puskesmas, maupun Posyandu.

Publik menilai pelayanan petugas semakin ramah, obat lebih terjangkau, dan bantuan pengobatan makin mudah diakses.

“Mayoritas responden menyatakan puas terhadap pelayanan kesehatan di Kabupaten Brebes. Tapi kelengkapan alat-alat medis di layanan kesehatan sebanyak 44,4% menilai sebagai hal paling mendesak untuk diselesaikan,” kata Peneliti Charta Politika, Ardha melalui keterangannya pada Rabu, 8 Oktober 2025.

Di bidang pendidikan, sebanyak 76,9 persen warga puas terhadap penyelenggaraan pendidikan di Kabupaten Brebes.

Responden menilai biaya pendidikan kini lebih terjangkau, ruang kelas makin layak, buku pelajaran mudah didapatkan, serta kesejahteraan guru/pengajar sangat sejahtera dan cukup sejahtera.

“PR-nya biaya pendidikan dan sulitnya akses bantuan pendidikan/beasiswa dinilai hal paling mendesak untuk segera diselesaikan. Selain itu, sekitar 30% responden juga menilai guru/pengajar di Brebes belum sejahtera,” ungkapnya.

Selanjutnya, kinerja aparatur di tingkat kecamatan mencapai angka 54,9 persen tingkat kepuasan terhadap kinerja Lurah/Kepala Desa berada pada angka 62,1 persen, Hal itu dibuktikan dengan kemudahan membuat KTP, kemudahan membuat Kartu Keluarga/KK, kemudahan membuat Akta Kelahiran, serta tidak pernah dimintakan pungutan liar atau pungli.

“Pada beberapa pertanyaan terkait dengan kinerja Pemda, secara umum publik menyatakan puas dengan kinerja yang bersifat administratif kependudukan,” jelas dia.

Menurut Ardha, hasil ini menunjukkan konsistensi antara optimisme publik yang tinggi dengan kepuasan terhadap kinerja Bupati Brebes di bawah kepemimpinan Paramitha bersama Wurja.

“Optimisme dan kepuasan publik saling menguatkan. Warga optimis karena mereka benar-benar merasakan perubahan di lapangan mulai dari Puskesmas hingga sekolah, pelayanan administrasi hingga perbaikan infrastruktur,” kata Ardha.

Terpisah, Bupati Brebes Paramitha Widya Kusuma mengatakan hasil survei sebagai bahan refleksi untuk terus meningkatkan kinerja dan layanan publik di lingkungan Pemerintah Kabupaten Brebes menjadi lebih baik ke depannya.

“Kepercayaan dan kepuasan publik bukan penghargaan, tapi tanggung jawab. Kami akan terus memperbaiki layanan kesehatan dan pendidikan, karena keduanya adalah kebutuhan pokok rakyat. Ketika masyarakat merasa lebih sehat dan anak-anak bisa sekolah dengan tenang, maka Brebes benar-benar akan beres,” ujar Paramitha.

Selain itu, Paramitha juga menekankan pentingnya pelayanan yang adil di seluruh wilayah Brebes, Jawa Tengah.

Untuk itu ia memerintahkan seluruh jajaran di lingkungan Pemerintah Kabupaten Brebes baik tingkat kecamatan, kelurahan hingga kepala desa supaya tidak bertindak diskriminatif dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.

 

“Saya ingin setiap warga, dari Utara sampai Selatan, merasakan pelayanan yang sama. Tidak semua perubahan harus besar, tapi harus nyata dan dirasakan,” tegasnya. (Olam).