BeritaDAERAHPENDIDIKAN

Siswa-Siswi SD Negeri Semen Windusari Dikenalkan Situs Purbakala Candi Selogriyo

×

Siswa-Siswi SD Negeri Semen Windusari Dikenalkan Situs Purbakala Candi Selogriyo

Sebarkan artikel ini
Anak-anak SD Negeri Semen Windusari menyimak penjelasan tentang Candi Selogriyo yang dipaparkan Kabib dari Pokdarwis Dusun Campurejo, Desa Kembangkuning, Kamis (16/10/2025). (foto: Narwan)

MAGELANG JATENG, Suara Jelata Siswa-siswi SD Negeri Semen Kecamatan Windusari Kabupaten Magelang dikenalkan situs purbakala secara langsung melalui kegiatan outing class. Kegiatan dengan mengunjungi Candi Selogriyo di Desa Kembangkuning, Kecamatan Windusari, Kamis (16/10/2025).

Kepala SD Negeri Semen, Nirwanto menuturkan tujuan outing class ini berolahraga sambil belajar sejarah dari situs purbakala terdekat dengan sekolah. Sebanyak 65 anak didampingi 10 guru menuju Candi Selogriyo dengan berjalan kaki sejauh 1,4 kilometer.

Scroll untuk lanjut membaca
Scroll untuk lanjut membaca

Menurutnya, pembelajaran di luar kelas diperlukan untuk membuka pemahaman anak lebih dalam dan bermakna dengan melihat langsung peninggalan sejarah yang ada di lingkungan sekitar. Kegiatan ini juga sangat bermanfaat karena anak-anak jalan kaki sejauh 1,4 kilometer, ini selaras dengan Gerakan 7 KAIH yaitu berolahraga dan gemar belajar.

“Mereka merasakan udara pegunungan yang segar, persawahan, perbukitan dan hutan yang masih terjaga kelestariannya. Selain itu mereka juga menjadi tahu sumber air tanah karena di sekitar candi terdapat mata air yang mengalir dan airnya sangat jernih,” terang Nirwanto.

Di pelataran candi, anak-anak mendapatkan penjelasan terkait sejarah Candi Selogriyo. Materi dipaparkan oleh Kabib dari Pokdarwis Dusun Campurejo, Desa Kembangkuning. Anak-anak tampak semangat menyimak penjelasan dari pemateri.

Kabib menjelaskan antara lain, Candi Selogriyo merupakan candi yang dibangun sekitar abad 8 Masehi. Diperkirakan pembangunannya bersamaan dengan Candi Gedong Songo dan Candi Dieng.

“Menurut sejarah Candi Selogriyo ditemukan oleh Residen Kedu, Hartman pada tahun 1835. Pemugaran pertama dilakukan tahun 1955 hingga 1957,” jelasnya.

Asal mula nama Candi Selogriyo, lanjut Kabib, dalam Bahasa Jawa krama “selo” berarti batu dan “griyo” berarti rumah. Secara mitologi Candi Selogriyo merupakan gambaran dari Gunung Mahameru, tempat bersemayam para Dewa-Dewi, di mana untuk menjaga gunung ini Dewa Wisnu menempatkan empat dewa di sisi-sisi candi.

“Keempat Dewa tersebut digambarkan di relief-relief candi, yakni Dewi Durga Mahesasuradhini sisi utara, Dewa Ganesa terletak di relung dinding barat, Dewa Agatsya berada di relung sebelah selatan dan Dewa Nadiswara dan Mahakala sisi sebelah timur,” ujar Kabib.

Salah satu siswa Kelas 6, Rafanda mengatakan sangat terkesan dengan kegiatan outing class tersebut. Diungkapkan, suasana alam pedesaan yang berada di pegunungan dapat dinikmati sambil berjalan menelusuri persawahan.

“Meskipun tempatnya dekat, baru kali ini datang ke Candi Selogriyo. Ternyata sangat megah di tengah pemandangan indah,” ungkapnya.

Sementara, Vinda, Guru Kelas 3 SD Negeri Semen mengungkapkan sangat mengesankan dalam kegiatan ini. Karena bisa mengedukasi anak-anak mengenai wisata edukasi yang ada di Kabupaten Magelang khususnya di Kecamatan Windusari.

“Khususnya untuk siswa siswi yang belum pernah ke Candi Selogriyo yang merupakan candi di sekitar wilayah sekolah kami. Tampak anak-anak sangat senang mengikuti outing class kali ini. Selain mendapat sehat, suasana segar, juga ilmu sejarah tentang Candi Selogriyo,” kata Vinda. (Nar)