DAERAH

Wartawan Suara Jelata Baca Puisi di Pameran Lukisan

×

Wartawan Suara Jelata Baca Puisi di Pameran Lukisan

Sebarkan artikel ini
Wartawan Suara Jelata, Narwan saat membaca puisi dan diiringi para penari dari Sanggar Gadhoeng Mlati, Sabtu (25/10/2025). (foto: Redaksi)

Yang rakus terus menggerus meski menjadi tikus
Kaum miskin semakin terjepit dan menjerit
Korupsi di sana sini memadamkan mimpi
Tanah, tambang, laut dan hutan penuh rayap
Terus merayap melahap hingga hukum menjadi gelap
Kami hanya bisa menatap dan berharap

MAGELANG JATENG, Suara JelataSebait lirik dari puidi berjudul “Memandang Indonesia” karya wartawan media online Suara Jelata (suarajelata.com), Narwan, yang dibaca dalam acara pembukaan pameran lukisan bertajuk “Ruang Lingkup”. Acara berlangsung di Saka Homestay & Cafe, Dusun Tingal Kulon, Desa Wanurejo, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Sabtu (25/10/2025) sore.

Scroll untuk lanjut membaca
Scroll untuk lanjut membaca

Pembukaan pameran Ruang Lingkup ini dihadiri oleh Wakil Bupati Magelang, Sahid, Presiden Lima Gunung Sutanto Mendut, penulis Novo Indarto, serta sejumlah tamu undangan, perupa, seniman dan para awak media.

Puisi karya Narwan berjudul “Memandang Indonesia” itu mengungkapkan kegelisahan masyarakat Indonesia di negeri yang kaya raya. Kekayaan negara belum sepenuhnya untuk rakyat, baru sebagian kecil yang menikmati, sebagian besar masih hidup di bawah garis kemiskinan.

Sekretaris A-PPI Magelang Raya ini melontarkan kritik melalui kehalusan seni sastra, dengan syair dan diksi yang tepat. Nukilan lirik lagu “Ibu Pertiwi” karya Kamsidi Samsuddin menambah apik baris-baris puisi yang dibacakan.

“Puisi ini saya ciptakan sendiri tadi malam. Inspirasinya dari unggahan para netizen dan warga masyarakat lewat media sosial. Kondisi ekonomi bangsa Indonesia saat ini saya pikir baik juga bila disuarakan melalui puisi,” ujar Narwan usai pertunjukan.

Menurutnya, wartawan juga boleh berekspresi melalui dunia seni. Menyampaikan ide, gagasan, pendapat, atau kritikan bisa lewat karya sastra.

“Ya selain menulis berita dan opini, bolehlah opini itu kita kemas dengan seni sastra. Saya kira lebih halus dan mengena,” tukas Kaperwil Jawa-Madura ini.

Selain membaca sebuah puisi, Narwan juga membacakan sebuah Geguritan (sejenis puisi berbahasa Jawa) dengan judul “Gadhoeng Mlati”. Karya sastra Jawa yang diciptakan sendiri itu mengisahkan seorang teman yang lama tidak bersua. Teman yang dimaksud adalah Ismanto, seorang pematung dan seniman sekaligus pimpinan Sanggar Gadhoeng Mlati asal Desa Sengi, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang.

Dalam penampilan membaca karya sastra, Narwan diiringi para penari dari Sanggar Gadhoeng Mlati. Penampilan mereka mendapat apresiasi dari pengunjung di Saka Homestay sore itu. (Red)